Wednesday, September 12, 2018

Jangan sepele! Kram, kebas, kesemutan, nyeri, dan lemah otot adalah gejala neuropati. Waspadalah!



Sensasi rasa seperti kram, kebas, nyeri tiba-tiba dan kesemutan biasa dirasakan setelah melakukan aktivitas yang sama dalam jangka waktu yang agak lama. Biasanya segera hilang setelah melakukan peregangan. Namun, Anda  perlu curiga jika sensasi terjadi tanpa sebab dan berkepanjangan. Bisa jadi Anda sedang mengalami gejala neuropati. Neuropati, apaan tuh? Yuk, cari tahu dan baca artikel berikut ini ya.


Apa itu neuropati ?
Neuropati berarti gangguan atau kerusakan saraf. Tubuh manusia seluruhnya diselubungi dengan sistem saraf, dalam setiap gerakan yang dilakukan oleh tubuh dipengaruhi oleh sistem saraf, terutama pada indra peraba.
Istilah neuropati memang belum popular di masyarakat. Dari hasil riset yang pernah dilakukan bekerjasama dengan MarkPlus Insight (2014) dengan 900 responden di 6 kota besar, 90 % masyarakat Indonesia tidak tahu apa itu neuropati. Padahal 1 dari 4 orang mulai merasakan gejala ini di usia 26-30 tahun dan 1 dari 2 orang di atas 30 tahun biasa mengalami gejala kesemutan, kebas dan komplikasi sensasi rasa lain yang bisa menyebabkan kelumpuhan sebelum usia tua.


Apa penyebab dan siapa saja yang berisiko Neuropati ?
Semua orang berisiko terkena neuropati termasuk ibu hamil. Hanya, risiko bisa lebih tinggi atau rendah tergantung dari berbagai faktor, seperti gaya hidup, pola aktivitas, dan riwayat keluarga.
Secara umum neuropati paling berisiko terkena kepada mereka yang berusia lanjut, mengalami trauma pada saraf, infeksi, pasien autoimun, pasien diabetes, kekurangan vitamin neurotropik B1, B6, B12, pecandu alkohol, dan perokok.


Gaya hidup di jaman modern dan era digital menjadi pemicu neuropati saat ini. Neuropati telah dialami oleh anak muda dan orang dewasa yang melakukan aktivitas sama secara berulang dengan komputer dan gadget termasuk gamer, mengendarai motor, memasak, menjahit, menggunakan high heels, dan pecandu belanja (memaksa menenteng barang belanjan yang berat).


Apa saja jenis neuropati dan gejalanya ?
Neuropati diklasifikasikan sesuai dengan jenis atau lokasi saraf yang terkena dan sesuai dengan penyakit yang menyebabkannya.
Neuropati perifer, gangguan saraf saraf tulang belakang dan juga saraf diluar otak yang didominasi oleh tulang anggota gerak.
   Gejala Neuropati Perifer:
  • Otot kram dan sering berkedut
  • Fungsi otot melemah dan terjadi kelumpuhan pada titik-titik tertentu. Contoh Carpal Tunnel Syndrom
  • Sulit berjalan sebab kesulitan mengangkat kaki bagian depan.
  • Massa otot mengalami penurunan.
  • Terasa tertusuk dan kesemutan pada organ yang terpengaruh gangguan ini.
  • Rasa perih, menyengat dan panas pada bagian tungkai dan kaki.
  • Menurunnya kemampuan untuk merasakan sakit atau kebal.
  • Suhu tubuh mengalami perubahan utamanya pada bagian kaki.
  • Hilangnya balancing pada organ-organ tubuh manusia.
  • Respon berupa rasa sakit atas stimulasi yang seharusnya tidak terasa sakit sama sekali.
Neuropati otonom, gangguan saraf yang berhubungan dengan kinerja otomatis organ dalam tubuh (sistem pencernaan, respon seksual, keringat, sirkulasi darah dan juga fungsi kandung kemih.

Gejala Neuropati Otonom

  • Konstipasi menjadi-jadi terutama pada malam hari.Hipotensi alias tekanan darah rendah.
  • Sering sendawa, terasa mual, dan juga kembung.Disfungsi ereksi pada pria dan wanita.
  • Detak jantung tidak stabil dan cenderung cepat.Sulit menelan makanan
  • Usus mengalami inkontinensi.
  • Keringat mengucur deras
  • Sulit buang air kecil.
Neuropati cranial, gangguan  yang berpengaruh pada satu atau sekelompok saraf saja pada bagian tubuh tertentu.
Gejala yang muncul bergantung pada bagian saraf mana yang mengalami gangguan. Contohnya adalah:
  • Bell’s palsy (salah satu sisi wajah melemah)
  • Adanya perubahan sensasi rasa pada jari tangan atau jari tangan tersebut mengalami pelemahan.
  • Rasa sakit pada kaki atau kaki kian melemah.Adanya rasa sakit pada mata, pandangan tidak fokus dan cenderung kabur.


Bagaimana cara mendiagnosia neuropati?

Semisalnya Anda merasakan gejala di atas maka sebaiknya lakukan diagnosa. Langkah pertama, periksa ke dokter. Berikan informasi sebanyak-banyaknya tentang gejala yang dirasakan dan gaya hidup dan aktivitas yang sering dilakukan untuk memudahkan dokter mendapatkan petunjuk penyebabnya.
Bila diperlukan, dokter akan meminta Anda untuk melakukan tes darah, X-ray, CT scan atau MRI. Pengukuran kadar besi, vitamin B12 dan faktor-faktor lainnya dapat juga dilakukan untuk mengetahui adanya malnutrisi sedangkan tes yang dilakukan khusus untuk melihat fungsi saraf salah satunya adalah Elektromiografi (EMG).

Bagaimana cara mengobati dan mencegahnya?

Saya yakin tidak ada seorangpun yang menginginkan sakit baik secara fisik maupun psikis. Semua kita ingin sehat bugar dan menjalankan aktivitas sehari-hari secara normal
 Sayangnya, tidak semua orang menyadari pentingnya kesehatan dan lebih cenderung memilih mengobati daripada mencegahnya.
Neuropati tergolong sulit untuk diobati karena itu perawatan yang paling efektif adalah dengan  mengontrol penyebab awalnya. Contohnya: jika neuropati disebabkan oleh penyakit diabetes mellitus kronis, maka tindakan yang harus dilakukan adalah terus menjaga kadar gula dalam darah sehingga efek penyumbatan pembuluh darah karena insulin yang tidak bekerja secara baik.
Agar saraf tetap sehat dan bebas bergerak, yuk, #Lawan neuropati dan mulai dari diri sendiri dengan 8 kebiasan baik di bawah ini:

1. Istirahat cukup tidak lebih dari 8 jam dan tidak kurang dari 6 jam untuk regenerasi sel saraf.
2. Mengatur pola makan/ hidup sehat dan menjaga keseimbangan gizi, kenali apa yang anda makan. Hentikan rokok dan alkohol
3. Konsumsi vitamin neurotropik seperti neurobion. Neurobion adalah kombinasi vitamin neutropik yang dapat mempengaruhi sel saraf tepi penyebab kebas dan kram. Neurobion mudah larut dan tidak punya efek samping jika dikonsumsi secara teratur.
4. Gunakan sepatu yang nyaman sehingga tidak mengganggu aliran darah daerah kaki. Hindari sepatu bertumit tinggi dan berujung sempit
5. Refleksi berjalan di bebatuan yang bulat tanpa alas kaki minimal 3x seminggu selama 10 menit untuk meningkatkan sirkulasi darah serta membuang toksin dari tubuh.
6. Lakukan relaksasi (Bermain gitar atau piano atau memanfaatkan terapi akupuntur dan pijat pengobatan)
7. Lakukan olahraga ringan teratur (bersepeda, jogging, atau gerakan neuromove). Neuromove diciptakan oleh Merck yang didukung oleh perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) yang dirancang khusus untuk mengaktifkan se-sel saraf, melatih saraf melemaskan ketengangan otot dan mengurangi back pain akibat duduk terlalu lama. Neuromove dapat dilakukan dimana aja dan sangat praktis, termasuk jika beraktivitas seharian di kantor, cukup 15-20 menit saja.
8. Jaga kebersihan dan lakukan check up rutin 1x 6 bulan
Nah, Anda telah mengetahui seluk beluk neuropati, sekarang waktunya bagi Anda berbagi  informasi ini kepada sebanyak-banyaknya orang. Yuk, nikmati hidup dengan saraf sehat dan bebas bergerak.

Tulisan ini dalam rangka mengikuti lomba blog #LawanNeuropati Blogging Competion oleh Neurobion Indonesia dan telah dipublikasikan di blog pribadi  

#LawanNeuropati dengan neurobion!

Sumber: http://sarafsehat.com/ dan http://sarafsehat.com/lawanneuropati/

No comments:

Post a Comment