Tuesday, June 27, 2017

Asseekk.,,rasa 'bali' dari sebuah taman T-Garden Medan


Sudah rahasia umum bahwa hampir seluruh daerah di Indonesia sedang berbenah mempercantik diri dan menjual pesonanya, tidak hanya untuk pengunjung lokal pastilah juga untuk mancanegara.

Begitupun  provinsi Sumut, tempat awak tinggal, udah banyak kutengok geliat solek-solek dan promosi daerah wisata baru atau kekinian, baik kalok kita ke arah puncak, sekitaran pantai dan danau, maupun pegunungan. Lokasi wisata itu bisalah kita jelajah melalui mesin peramban tapi kali ini aku mau berbagi cerita dari taman 'bali' T-Garden Outbond & Ranch, salah satu objek wisata yang lagi trendatau booming (katanya).

Memang di Medan (sekitarnya) ini sudah juga tempat wisata bernuansa Bali, yaitu   Pantai bali lestari di wilayah pantai cermin dan Pura Pondok bali di Perbaungan. Karena itu, kehadiran konsep sebuah taman bernuansa bali T-Garden Outbond & Ranch, pastinya memberikan 'rasa' bali lainnya

Tiket masuk T-Garden

 LOKASI

Kalau kita cek melalui mesin peramban, T-Garden Outbond & Ranch yang berada Desa Ujuang Bandar Kekurangan Bekala, Kecamatan Pancurbatu, Deli Sedang. Oalah, kira-kira dimanalah itu ya? Agak bingung juga untuk mengartikan dimana letak posisi itu.

Teman-teman...ternyata letaknya dekat dengan Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) di seputaran simalingkar B. Pokoknya teman-teman, entah dimanapun rumah kalian, carilah jalan/rute supaya sampai Kebun Binatang Medan. Kalau teman-teman dari Jalan AH. Nasution (simpang Jl. Luku) ada angkot Rahayu 54 dan turun di simpang ke lokasi taman. Hanya sekitar sepuluh menit lagi dari kebun binatang Medan dan kita sudah sampai di simpang T-Garden itu dengan sambutan spanduk andalannya " Selamat Datang di kawasan wisata T-Garden, outbond & ranch. Keindahan pulau Bali ada di Tanah Deli" dan umbul-umbul dengan kain hitam putih ciri khas bali.

Lumayan jauh juga ke dalam belum lagi jalanan apa adanya dan sepi karena area ladang. Di ujung jalan kita menemukan hamparan tanah luas hijau dengan payung-payung yang bergelantungan.Menurut info yang kudapat, luas taman ini sekitar  12 hektar yang dikelola menjadi tempat rekreasi, resort, pre-wed, dan outbond dengan sentuhan khas bali.

Pada sisi kiri pintu masuk sudah siaga penjual karcis masuk, hari itu kami membayar dua puluh ribu rupiah (tiket untuk Sabtu-Minggu-hari besar) sedangkan untuk hari biasa dikenakan lima belas ribu rupiah dan bebas biaya parkir. Tiket ini hanya untuk tiket masuk saja lho, kalau teman-teman ingin mencoba beberapa wahana outbond atau naik delma/kuda, atau mobil-an APV akan dikenai biaya tambahan.

Sekedar saran ya teman-teman, kalau mau ke sini sebaiknya menggunakan kenderaan pribadi atau manfaatkan transportasi online, gojek atau grab, de el el sekalipun ada abang2 ojek menanti di simpang tersebut.






"RASA' BALI ALA T-GARDEN

Melintasi payung-payung yang bergelantungan kita turun menuju tamannya. Lokasi T-Garden ini memang terkenal dengan spot-sport indah untuk berswafoto dan lokasi ini adalah salah satu spot andalannya.

Seperti biasa kalau sedang berkunjung pasti kita cari denah lokasi atau aturan-aturan yang diberlakukan...(hadeh 'dah kayak di iklan2 itu, ada S& K). Menurutku itu penting supaya aman dan nyaman selama di lokasi. Pihak pengelola melarang membawa makanan dan minuman dari luar dikarenakan di dalam taman sudah ada kantin, menjaga kebersihan taman, dan hanya diperbolehkan menggunakan kamera handphone saja (dilarang memotret menggunakan kamera DXLR, pocket, mirrorless maupun bentuk kamera pro lainnya).



Sembari menuruni anak tangga terdengar sayup-sayup musik bali yang tenang, semakin terasa udara yang sejuk, suasana yang adem dengan gemercik air dari mata air buatan di sisinya. Bebatuan berukir dengan artistik modern memperindah tembok bangunan dan jembatan buatan serta bunga-bunga menambah keasrian taman ini. Kelokan yang berlapis menuju ke bawah  menjadi spot yang indah untuk diabadikan. Untuk memanjakan para pengunjung disediakan juga gazebo atau pondok dengan pita kain hitam putih dengan uang sewa seratus ribu per dua jam.



Di bagian bawah tersedia resto alias kantin dengan meja dan kursi dari kayu yang unik dan patung ala bali. Kita bisa pilih lokasi makan indoor maupun outdoor yang tetap keren dengan ornamennya yang unik. Menu makanan sih masih alakadarnya dengan harga terjangkau cukuplah untuk menahan lapar berat kala berkunjung.

Di sisi kantin, ada kolam bertingkat dengan lima patung ukir dewa khas bali yang mengeluarkan air dari bagian mulutnya (seperti air mancur). Di bagian atas terdapat tiga patung dan  sebelum air mengalir ke kolam sengaja disediakan tempat yang agak tinggi (sehingga tidak terlicin) sebagai pijakan kala berswafoto dengan dua patung di sisi kiri dan kanan. Ya, tempat ini memang menjadi favorit pengunjung tapi harus hati-hati jangan sampai kecebur ke kolam (kolamnya keruh loh).



 


Di dekat kolam terdapat gapura ala bali untuk sampai di bagian paling bawah taman. Tampak para pemgunjung bergantian mengabadikan momen dan tempat ini. Di bagian bawah terdapat aliran sungai dan tersedia gazebo yang kecil dan besar yang cocok jika membawa rombongan. Selain itu, lokasi ini juga dilengkapi dengan tenda payung putih yang ditata rapi dengan pita putih pemanisnya semakin membuat pengunjung betah berlama-lama di tempat ini.





Sayangnya, rinai hujan sore itu menghalangi langkahku untuk mengulik spot lain dari tempat ini. Sembari berteduh di payung putih aku bisa memperhatikan sentuhan ukiran pada batu yang keren dan pemilihan kayu-kayu pada gazebo yang antik, dan juga penataan tempat yang rapi. Tampaknya tempat ini akan semakin baik karena kulihat ada beberapa tempat yang sedang diperbaiki dan katanya ada penambahan beberapa spot menarik lainnya.







Sekedar saran lagi buat teman-teman yang rumahnya agak jauh atau tidak berada di lokasi ini dan mengandalkan kendaraan lain (kenderaan orang lain maksudnya heehhe), sekalipun memang ada abang2 ojek ngetem di sekitar parkiran namun demi keselamatan sebaiknya pulanglah paling lama jam lima sore setidaknya masih bisa pesan transportasi online untuk menjemput sampai ke lokasi atau masih tersedia angkot 54 dari simpangnya sampai ke jalan Jamin Ginting atau AH Nasution untuk berkendara alamat selanjutnya. Oh, iya ternyata ada jalan keluar melalui perumnas simalingkar dengan berbelok kanan ketika tiba di gapura awal yang bertuliskan Kebun Binatang Medan. 







Teman-teman, T-Garden masih booming nih, ayolah kelen ke sini....
Kalok dah kemari, ajak lagi teman yang lainnya....biar paten Medan kita ini.



Nih, ada pantun buat kita semua
Banyak keluk ke penarik,
Keluk tumbuh pohon kuini;
Nan elok bawalah balik,
Nan tak elok tinggallah di sini.

Dari Rokan ke Indragiri,
Membawa tinta ke Kuala Linggi;
Baliklah tuan rehatkan diri,
Esok kita bersua lagi.



T-Garden, Mei 2017

Monday, June 26, 2017

Pesona kuil Annai Maria Velangkani: Sumur air suci dan bangunan artistik ala kuil India

Haiiii....teman-teman! Semoga kabar baik...

Boleh tanya ya, udah pernah lihat bangunan gereja dengan ornamen bak kuil Hindu di Medan?
Hmm...buat kawan2 yang tinggal di Medan ini minimal pernah dengarlah ya kayak aku...  Sebenarnya sor kali aku dengar cerita kawan2 yang sudah pernah berkunjung ke sana, pengen ke sana juga tapi pas ada yang mengajak terhalang oleh berbagai halangan. Begitulah keiginan belum berwujud niat yang menjadi kenyataaan (hallah,,,)

Puji Tuhan, obrolan malam minggu bersama beberapa teman akhirnya menyepakati kunjungan ke tempat ini di minggu siang sepulang gereja.



Denah Bangunan Graha Maria Velangkani
  Graha Annai Velangkani-begitulah nama bangunannya-terletak tidak jauh dari pusat kota Medan, beralamat di jalan Sakura No. 03, Tuntungan, Kelurahan Tanjung Selamat Medan. Kalau dari posisiku tempat ini bisa ditempuh sekitar 30 menit, menyusuri jalan Jamin Ginting ke arah Tuntungan lalu melewati Pamela (tau kan itu tuh pajak melati) dan tidak jauh dari sana kita akan menjumpai simpang Kompleks Perumahan Taman Sakura (ada plangnya di pinggir jalan), masuk sedikit ke dalam baru ketemu Graha Annai Velangkani. 

Hari itu langit cerah dan cuaca panas terik. Kulirik jam di hp sedang menunjukkan 01.49 pm, ya iyalah gumamku. Dari gapura pintu gerbang yang tinggi sudah terlihat sebuah bangunan berbentuk menara candi megah yang colorful dan memang mirip kali kayak kuil Hindu yang pernah kulihat di kampung Madras dan tentu berbeda dengan bangunan gereja pada umumnya.

Kulik sedikit sejarahnya
Dari berbagai sumber kudapat informasni bahwa pembangunan gereja ini digagas oleh Pastur James Barathaputra, SJ. Beliau adalah seorang pastur Yesuit dari India yang melayani di Indonesia sejak lebih dari 40 tahun. Luas kawasan sekitar 8000 meter persegi dan mengadopsi arsitektur Indo-Moghul yang merupakan ciri-ciri kuil di India. Pembangunannya rampung dalam 4 tahun dan pada tanggal 1 Oktober 2005, Graha Santa Maria Annai Velangkanni mulai diresmikan dan dibuka untuk umum. 

  Annai artinya Bunda sedangkan Velangkanni (Vailankanni) adalah sebuah desa di Tamil Nadu, India. Konon katanya, Pada abad ke-17, menurut kepercaaya umat Khatolik India, Bunda Maria menampakkan diri kepada beberapa anak di Velangkanni. Kini Velangkanni di India dikenal sebagai Lourdes di Timur. Nah, graha Maria Annai Velangkanni yang dibangun di Medan ini didekasikan untuk Maria Bunda Penyembuh (Our Lady of Good Health) atau Annai Velangkanni seperti tertera pada tembok bangunan. 

  Pada awalnya tempat ini diperuntukkan bagi umat Katolik Tamil yang ada di Medan akan tetapi dalam perkembangannya semua umat Katolik dapat datang dan berziarah disitu tanpa batas asal-usul ataupun ras karena sesungguhnya tempat itu dipersembahkan bagi seluruh umat Katolik dan juga sebagai objek wisata bagi negara-negara tetangga. Bangunan ini dijadikan sebagai Pusat Ziarah Rohani Keuskupan Agung Medan (Marian Shine of Our Lady of Good Health).


Hasil keliling-keliling....
Wow! begitulah decak kagumku setelah puas berkeliling di lokasi ini. Mantap kalilah kulihat ornamen-ornamen dari karya seni klasik dan modern yang dipadu-padan di setiap ruangan/bangunan

Pada dinding tangga ke atas yang disebut ramps sebelah kiri disediakan informasi nama-nama bangunan/tempat yang ada: Aula Santa Anna, kapel Santo Yohannes, kapel Maria Annai, kantin, dan miniatur taman Betlehem.


Annai Maria Velangkani

Annai Maria Velangkani


Kapel & Air Suci
Di setiap kapel terdapat altar dan disediakan alas duduk untuk berdoa dan tempatnya nyaman dan teduh. Jika kamu sedang membutuhkan dukungan doa, kamu bisa menuliskan permohonan doa dan memasukkannya ke dalam kotak surat (petition bon) di kapel Maria Anna, selain itu di bagian belakang kapel ini terdapat sumur air suci yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.




Teras untuk menulis doa permohonan di Kapel Maria


Kapel Maria

Ruang Doa di Kapel Maria
Menurut cerita, sebuah keajaiban terjadi setelah beberapa hari Graha Maria Annai Velangkanni diresmikan. Mata air muncul tepat di bawah kaki patung Bunda Maria yang ada di kapel.
Ketika diteliti ternyata air ini murni dan dapat dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu karena tidak mengandung zat-zat yang berbahaya. Rasa air ini pun sangat segar. Air dari sumur di dalam kapel ini disalurkan melalui pipa-pipa berkeran yang terletak di teras belakang Kapel Maria.

Akhirnya banyak orang datang untuk minum air ini sehingga tepatlah Maria Annai Velangkanni sebagai Maria Bunda Penyembuh. Air ini boleh diambil oleh setiap pengunjung karena sudah disediakan botol plastik secara gratis 1 botol 1 orang namun jika ingin memberikan sumbangan untuk penyediaan botol ada tempat yang disediakan.

Demi bersahabat dengan teriknya mentari, cocok kali kurasa minum air suci penghilang dahaga ini dan lanjottt keliling-keliling :):)



Sumur Air Suci di Belakang Kapel Maria




Miniatur Taman Betlehem
Aula Santa Anna
Sebagai bangunan utama Graha Annai Velangkani, berbentuk menara candi terdiri atas 2 lantai dengan menara 7 lantai. Lantai dasar sering dijadikan tempat pertemuan yang digunakan oleh semua orang dari suku dan agama mana pun sedangkan lantai atas digunakan sebagai tempat ibadah dan terdapat patung Annai Velangkanni dan putranya yang memiliki tinggi mencapai 2 meter. Bangunan patung ini bukanlah sembarang patung lantaran patung ini didatangkan langsung dari India.

Untuk naik ke atas, kita dapat berjalan di dua jalur ramps yang terletak di sisi kiri dan kanan bangunan dengan relief Kisah Penciptaan dari Kitab Kejadian yang sungguh indah dengan 40 lampu di sepanjang ramps. Tepat di depan Aula terdapat taman "Akulah Air Hidup". 





Dari berbagai sumber diketahui bahwa 40 lampu ini melambangkan perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di gurun pasir sebelum mencapai Tanah Perjanjian. Dua ramps tersebut adalah simbol tangan Bunda Maria yang memeluk umat manusia dengan penuh kasih. Tiga kubah pada Gereja Annai Velangkanni menjadi simbol Trinitas dalam agama Katolik. Menara gereja yang terdiri dari tujuh jenjang melambangkan surga yang berada di langit ketujuh.




Hari itu, hanya ramps yang sebelah kiri yang boleh dilalui dan sayang sekali tidak boleh jepret-jepret setibanya di lantai 2 ini seperti peraturan yang tertempel di dindingnya.













Graha Maria Annai Velangkanni bukan hanya sekedar menonjolkan keindahan arsitektur dan reliefnya dengan warna-warna cerah. Namun keseluruhan bangunan Annai Velangkanni berkisah tentang Karya Keselamatan Allah yang dituangkan dalam simbol-simbol dan gambar-gambar yang ada. Oh iya, karena memang untuk umat Tamil, penulisan bahasa juga selalu menyertakan tulisan bahasa tamil.




Kapel Santo Yohannes


Bangunan Kapel Santo Yohannes



Sembari menikmati semilir angin di lantai atas, aku menikmati keramaian, menikmati terik mentari, dan menikmati sajian karya seni yang luar biasa, kupandangi biru langitNya dan berucap ah,  how great Thow Art!




11.06.17
w/theHoms