Friday, April 6, 2018

Dialah, Priskila Smith Jully

Hi Gaes,,,,Bulan April identik dengan perempuan eh bukannya apa2 di bulan ini kita memperingati Hari Kartini tepat di tanggal 21 April setiap tahunnya.

Kemaren seorang teman baik memberikan "challenge" khusus untuk perempuan, yaitu lomba menulis surat untuk perempuan disabilitas. Sontak aku coba mikir-mikir siapa ya perempuan disabilitas yang aku kenal untuk dikirimi surat. Ah, seingatku tetangga dekat tidak ada penyandang disabilitas.

AKU BUTA

Lalu akupun segera berselancar ke rumah uncle Google kemudian aku tertarik dengan perempuan kelahiran Jambi 40 tahun yang silam.  Masa kecil sangat menyedihkan. Bayi mungil itu tidak diinginkan oleh ayah dan ibunya sehingga berbagai usaha dilakukan untuk 'melenyapkannya'. Dari pengakuan beliau, orangtuanya sedang menanti anak lelaki namun hasilnya adalah janin perempuan.
Akhirnya, bayi perempuan itu lahir hanya saja ia buta.

 
 Kebutaannya semakin membuat orangtuanya tidak bisa menerimanya. Keluarga mereka yang cukup berada merasa terpukul dan malu dengan kondisinya. Meski orang tuanya berusaha mengobati namun tidak sembuh juga karena masalah ada di syaraf. Ia diabaikan dan tidak diurus dengan baik bahkan untuk bersekolahpun ia mendaftar sendiri. Mungkin karena tidak ada bimbingan ia tidak lulus SD. Selain itu ia berpindah-pindah tempat dari kota Medan, Bandung, dan Jakarta.

Kemudian ia memutuskan merantau dan melakukan apa saja demi hidup. Hidup yang keras membuatnya menjadi pribadi yang keras dan kasar. Bayangkan perempuan buta seperti itu menjadi kondektur, penjual kue, menyanyi, preman pasar sampai penyiar radio. Ia paling tidak senang ketika orang lain berbahagia. Ia suka bertengkar sebagai cara agar ia dihargai orang lain.

TITIK BALIK DI SWEET SEVENTEEN

Aku juga tidak mendapatkan informasi apakah selama ia merantau pernah dicari orangtuanya atau tidak. Hidupnya hanya karena belas iba orang saja namun sesungguhnya ia marah dan tidak ingin dikasihani. Sampai suatu kali ia berada dititik nadir, kekecewaaan demi kekecewaaan membuatnya frustasi sampai berniat bunuh diri.

Untunglah ada seorang temannya membawanya pada sebuah KKR natal dan melalui KKR itulah segala kepahitan dan kepedihan membuncah dalam hatinya. Teriakan dan jeritan dari hati terdalam menyeru dan mengadu kepada Tuhan kala itu usianya 17 tahun. Selama ini memang ia menjauhi hal-hal rohani karena ia merasa Tuhan tidak adil terhadap dirinya. Momen sweet seventeen menjadi momen yang sangat 'sweet' dan titik balik kehidupannya. Ia dipulihkan.
 

Ia mulai menata hidup dan lambat laun kehidupannya berubah. Kemudian ia mendapatkan pendidikan karakter di Kabupaten Semarang dan bertekad menjadi orang yang berguna bagi sesama. Pada tahun 2004 dia kembali ke Jambi agar dekat dengan orangtuanya. Selama disana ia ingin mendedikasikan pengetahuannya dan tergerak untuk menambah rasa percaya diri dengan orang-orang terbuang di jalanan seperti dirinya dahulu.



Di tahun yang sama ia kembali ke Semarang dan menjadi penyiar radio. Ada kisah yang menarik saat ia sedang siaran salah seorang penderngarnya ternyata adalah orang yang pernah dia tolong ketika di Jambi. Orang tersebut kini yatim piatu dan butuh tempat tinggal dan meminta kesediaannya agar mengizinkan tinggal di rumahnya. Demikianlah ia menolong beberapa pendengarnya yang tidak punya tempat tinggal dan semakin bertambah sehingga ia harus berpindah-pindah mencari lokasi yang layak.

SEPENGGAL KISAH CINTA DAN LAHIRNYA THE SCHOOL OF LIFE

Stasiun radio adalah saksi cinta lokasi dengan Fandy. Keduanya bekerja di stasiun radio yang sama dan akhirnya kisah cinta berakhir di pelaminan di tahun 2006.



Bersama suami dan teman-teman yang juag concern dengan orang-orang terbuang memotivasi mereka untuk mendirikan Yayasan Sekolah Kehidupan-The School of Life. Sekolah ini menampung dan mendidik orang-orang yang telah di buang oleh keluarganya seperti kurang mampu, disabilitas, bahkan gangguan jiwa mulai dari belia sampai jompo.Tujuan sangat sederhana yaitu agar anak didiknya bisa hidup mandiri di masyarakat. Selain baca tulis mereka juga bekajar berbagai bahasa, keterampilam serta ilmu wirausaha.


Proses belajar mengajar berlangsung 4 jam dalam sehari, yaitu pukul 09.00-11.00 dan 17.00-19.00. Tahun 2008, sekolah yang saat itu berada di Jl. Bintoro Raya 13, Semarang ini, berhasil meluluskan 15 orang angkatan pertamanya.

  Yayasan ini jatuh bangun mereka telah lalui namun pertolongan selalu tersedia.  Keterbatasan fisik yang dimiliki oleh Priska sebagai tunanetra, tidak menyurutkan semangatnya untuk menjadi pendidik. Tidak berlebihan usahanya ini mendapatkan dukungan dana dari berbagai pihak dan pribadinya yang tangguh diapresiasi dengan berbagai penghargaan termasuk penerima Kartini Award 2011 yang lalu.




 Nah kemaren dalam rangka merayakan kepahlawanan dan kecantikan wanita Indonesia atau Hero of Women,  Mira Lesmana, Kick Andy Foundation, dan Fimela telah mengabadikan perjalanan hidupmu dalam film pendek berjudul “Lentera Hati Priskila.” Wajib nonton nih gaes...

 

Siapakah dia? 
DIA ADALAH PRISKILLA SMITH JULLY (a.k.a Priska)
si buta yang melihat sudut hati orang yang terbuang
si buta yang menjadi ibu bagi yang terabaikan
si buta yang menjadi rumah bagi yang tersisih
si buta yang menjadi mata Tuhan di dunia

Gaes...aku benar-benar terharu dengan kisah hidupnya tentu tidak mudah waktu demi waktu yang telah berlalu. Banyak pesan yang singgah di kepalaku saat potret kehidupannya terkulik namun terangkum dalam kalimat indah ini.


“Your birth was not a mistake! You were born with a purpose and God has plan for your life!”


Gaes, setiap kita punya perjuangan seizinNya, mari bersemangat kembali, pertolongan dariNya tidak pernah terlambat dan terlalu cepat, Dia sedang merenda hidup dan membentuk pribadi kita melalui tangis dan tawa untuk sebuah hidup yang indah dan cantik. Yang paling utama adalah kita membawa persembahan yang menjadi berkat bagi sesama dan semoga berkenan kepadaNya.

Ganbatte!!!!



(Tulisan yang lebih singkat telah dikirimkan dalam lomba menulis surat Inspirasi Kartini 2018 bertema Citra dan Kharisma Perempuan Disabilitas Indonesia)



Hujan di Sabtu Tamora,
07.04.2018



No comments:

Post a Comment