Friday, March 30, 2018

NINIWE & YUNUS ADALAH KITA

Hai Gaes...

Yunus di perut ikan pom pom pom..
Yunus di perut ikan pom pom pom
Karena ia dikasihi Tuhan maka ia diselamatkan  pom pom pom

Hayo, siapa yang masih ingat lagu ini? Acungkan tangan!
Yup, lagu ini familiar banget sewaktu kecil ya...
Lagu ini bercerita tentang Yunus yang berada di perut ikan selama 3 hari karena tidak mau mengerjakan tugasnya.





SEKILAS NINIWE, TENTANG TEROR, & BERTOBAT

Kota Niniwe merupakan ibukota kerajaan Asyur atau Asiria dengan berbagai julukan. Asiria ini salah satu kerajaan yang didirikan oleh Nimrod yang disebut sebagai penguasa bumi saat itu. Kegemarannya berperang membuahkan banyak kota dan kerajaan takluk dan menjadi tawanannya yang direbut dengan cara-cara yang sangat kejam dan biadab karena itu disebut "kota darah atau kota penumpahan darah"

Kota niniwe sangat kaya dan menjadi pusat perdagangan. Penduduknya sangat banyak namun , berpenduduk banyak namun moralitasnya sangat jahat, hina serta menyembah berhala. Alkitab mencatat mencatat semua orang-orang Niniwe tidak dapat mengetahui apa yang jahat dan baik dan tidak tahu membedakan tangan kanan dan kiri. Niniwe ini berbahaya!



Tuhan sepertinya membiarkan mereka dengan kejahatannya sampai suatu saat Ia menyampaikan pesan kepada Nabinya, Yunus bahwa ia akan memusnahkan Niniwe jikalau mereka tidak bertobat dalam jangka waktu 40 hari.Yunus tentu saja mengetahui bagaimana bahayanya Niniwe dan sebagai musuh bangsanya bisa jadi ia senang kalau akhirnya Tuhan murka atas mereka. Bisa jadi kita berpikir inilah akhir riwayat Niniwe yang kejam itu. Habislah kau coy!

Niniwe yang selama ini ditakuti oleh bangsa lain ternyata 'keder' juga sewaktu mendengar hukuman itu. Semuanya bersepakat untuk berpuasa dan mengenakan kain berkabung bahkan rajanya yang terkenal kejam itu turun singgasana, melepaskan baju kebesaran dan mengenakan kain kabung lalu dduduk di abu sebagai tanda penyesalan pada waktu itu.

Karena tidak rela kalau mereka semua akan  binasa sang Raja mengumumkan baik ternak, tumbuhan, dan semua warga tidak boleh makan dan minum dan berselubung kain kabung. Mereka harus berseru dengan keras kepada Allah dan berbalik dari tingkah laku yang jahat. Ia menyatakan“Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa”


Ketika melihat perbuatan mereka itu surutlah murka Allah bahkan menyesal karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka. Niniwe menjadi kota yang sudah diperbaharui!

YUNUS GALAU, MERAJUK, & BERTOBAT

Yunus, sebagai Nabi tentu sudah terbiasa dengan risiko dalam tugas-tugasnya. Tapi dalam tugas kali, Yunus sepertinya tidak bergairah dan bersikeras menolak untuk tidak pergi ke Niniwe dan malah membelot rencana dan cari kapal pergi ke Tarsis dengan alasan ingin jauh dari hadapan Tuhan. Kenapa Yunus lari dan merajuk? Bukankah ia sangat mengenal Tuhannya yang mahatahu dan tidak ada sesuatu yang luput dari pandanganNya. Tentu Yunus juga sudah punya banyak pengalaman bagaimana Tuhan menemaninya selama pelayanannya.

Melalui amukan badai yang mengakibatkan Yunus berada dalam perut ikan selama 3 hari dan dalam peristiwa genting itu sepertinya ada kesepakatan antara Yunus dan Tuhan sehingga akhirnya pesan Tuhanpun berkumandang di Niniwe. Melewati lorong-lorong kota Yunus meneriakkan hukuman bagi Niniwe dalam 40 hari ke depan bila tidak bertobat. Akhirnya, Niniwe bertobat.


Ah, Yunus kecewa dan merajuk (lagi) sepertinya kemaren ia sudah punya firasat kalau Niniwe ini bakal bertobat dan teror murka Tuhan tidak terjadi. Ketika saat genting kembali ada, Yunus dan akhirnya berbalik. Nabi Yunuspun diperbaharui!


NINIWE & YUNUS ADALAH KITA
Sadar atau tidak Niniwe dan Yunus sebenarnya adalah gambaran tentang kita, aku dan kamu.


Kejatuhan Niniwe dalam moralitas yang jahat dan menyembah berhala sesungguhnya gambaran kita.

Keakuan seringkali menjadi pemandu  sehingga kita tidak ingin dikekang oleh aturan dan peraturan Tuhan. Kita berpikir mengikut Tuhan ini terlalu banya, ga bisa bebas, ini ga boleh! ini ga bisa! Lalu kitapun mencari tuhan lain yang mengijinkannya hidup bebas semaunya. Dosa ditutupi dengan dosa lain bak rantai yang tidak pernah putus.

Kita kerap kali bangga ketika mendapatkan keuntungan dari tindakan perlakukan yang jahat kepada orang lain, baik secara fisik maupun psikis. Mungkin ada diantara kita saat ini sedang menikmati kekayaaan dengan cara yang jahat dan memperoleh jabatan dengan cara yang licik. Atau sebaliknya kita sedang terpuruk dan berteriak keras kepada Tuhan karena perlakuan ketidakadilan oleh orang lain. Kita marah kepada Tuhan ketika melihat orang yang melakukan kejahatan justru yang hidup bahagia dan senang dan mengira sepertinya Tuhan membiarkan hal itu terjadi.


Sebagai Yunus, setiap kita sebenarnya adalah nabi, yaitu penyampai pesan Tuhan kepada dunia.

Niniwe disebut sebagai kota darah, kota yang penuh dengan kekerasan, kota yang terkutuk tidak mungkin diberkati oleh Allah kecuali cahaya kristus menaungi kota itu. Terang cahaya itu seharusnya dibawa oleh setiap anak-anak Tuhan.


Menurut kalian masih adakah kota seperti Niniwe saat ini? Bersediakah kita kesana? Pedulikah dengan mereka? Akankah kita seperti Yunus tidak rela kota itu bertobat dan malah lari dan melakukan hal lain di suatu tempat yang lain pula. Bagi yang sudah terlibat dalam pelayanan, pernahkah kita merajuk, marah, dan berdebat kepada Tuhan lalu berbalik atau keluar dari pelayanan ketika mengalami benturan, tidak dihargai/dianggap dan penolakan? Atau bersediakah kita melayani orang yang sangat kita benci?


Yunus, anak Tuhanpun dihajar oleh Tuhan. Mungkin orang berpikir ketika mengikut Tuhan maka segala sesuatu yang kita minta akan dipenuhi oleh Tuhan dan hidup happy selalu, mulus, dan tanpa masalah. Ini adalah pandangan yang salah! Mengikut Tuhan harusnya menghasilkan pribadi yang semakin menyerupai Kristus setelah mengalami berbagai kisah suka duka hidup yang diijinkanNya terjadi.

Bisa jadi kita harus mengalami seperti Yunus, melarikan diri dari Tuhan sebagai akibatnya kita dikungkung oleh Tuhan dalam 'perut ikan'. Kita merasa terbuang, sendiri, ruang gerak dibatasi, lemah dan tidak tahu berbuat apa-apa di dalamnya sementara di luar 'makluk laut' lainnya bisa jadi mengancam dan mencelakakannya. Namun,  saat kita bersedia menerima cara dan keputusan Tuhan dalam kehidupan kita maka kita semakin dewasa dan kita naik level iman.


Kesalahan pasti berujung pada penghukuman. Seperti Niniwe, ketika mereka menyadari kesalahan dan tidak ingin dimusnahkan oleh Allah, mereka 'merayu" Tuhan dengan berpuasa dan berpakaian kabung lalu duduk di atas abu sebagai tanda penyesalan yang amat dalam. Pernahkah kita benar-benar berkabung lalu melakukan doa dan puasa karena bersungguh-sungguh memohon pengaampunan kepada Tuhan? Di dalam Tuhan tidak ada dosa yang terlalu besar untuk tidak diampuniNya namun tidak ada dosa sekecil apapun yang tidak diketahuiNya.


BERTOBAT MELALUI KISAH YUNUS

1. Mengingat bahwa pertobatan adalah inisiatif Allah
Tuhanlah yang mencari Niniwe dan kita yang berdosa karena kecenderungan manusia sejatinya lari    dari hadapan Tuhan. Hidup kekal yang dijanjikan bagi kita bukanlah usaha manusia tetapi pemberitan Allah semata. Dia datang ke dunia untuk mencari manusia berdosa yang terhilang. Ketika seseorang menerima anugerah keselamatan dari Allah, ada sukacita di bumi dan di surga.

“Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat”

2. Bersedia dibentuk dan diperbaharui Tuhan setiap hari
Aturan Tuhan adalah hidup kudus dan melakukan kehendakNya. Kasih sayang Allah kepada manusia sejatinya abadi dan pengampunanNya tersedia untuk setiap orang yang meninggalkan kejahatan dan berbalik kepadaNya dari sehari ke sehari. Bentukan Tuhan bisa dalam bentuk apapun dan dimusim apapun.

Unknown
From glory to glory He’s changing me
Changing me, changing me
His likeness and image to perfect in me
The love of God shone to the world

* For He’s changing, changing me
From earthly things to the heavenly
His likeness and image to perfect in me
The love of God shone to the world


3. Mengakui pengampunan dan pertobatan berujung kepada hidup kekal
Allah pasti murka oleh karena dosa dan tanpa cahaya Kristus bagian kita neraka. Tuhan memberikan kesempatan bagi kita untuk belajar sesuatu seperti cara pandang Tuhan. Bagi yang masih melakukan kejahatan selalu terbuka pintu pertobatan, sejahat apapun kita di mata manusia namun Tuhan menerima saat kita bersedia berbalik kepadaNya.


Bagi yang terpuruk tetaplah berpikir positif melalui segala sesuatu yang kita alami untuk mendatangkan kebaikan dan masa depan yang cerah. Tuhan menguji iman kita apakah tetap setia dan tahan uji sehingga imannya naik level dari sebelumnya dan kelak sorga pasti bagian kita.

"Sebab upah dosa ialah maut tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita"

Deep in my heart there's a gladness
Jesus had saved me from sin!
Praise to His name what a savious!
Cleansing without and within

Why do i sing about Jesus?
Why is he precious to me?
He is my Lord and my saviour
Dying to set me free


3. Jadilah Pembawa Berita Tuhan yang setia
Setiap kita adalah penyampai pesan atau pembawa berita Tuhan yang bercahaya seperti bintang-bintang di dunia. Ibarat lampu listrik akan terus menyala apabila arus tetap tersedia demikian juga kita kita akan tetap bersinar apabila kita tetap pada sumber cahaya tersebut, yaitu memelihara Hubungan Pribadi dengan Tuhan (hpdT) dan disiplin dalam doa dan belajar Firman Tuhan.

Tujuan hidup adalah memuliakan Tuhan dan menikmati kebaikan-kebaikan Tuhan sampai ajal menjemput kita. Alangkah bahagia ketika melalui cahaya kita banyak orang memuliakan Tuhan.







Akhirnya, Kisah Niniwe dan Yunus ini happy ending karena bersedia, bagaimana dengan hidup anda?





No comments:

Post a Comment