Thursday, March 15, 2018

MELUKIS KEHIDUPAN

Hai, guys, semoga kabar baik ya. Aih...copatnyalah berlalu hari-hari ini ya. Sudah 75 hari terlewati, gimana pengalaman kalian? Adakah mimpi atau target yang sudah tercapai?

Konon katanya perjalanan hidup ini bak melukis di atas kanvas. Manusia yang hadir dalam rupa bayi, lemah, mungil, polos dan bersih bagaikan kanvas kosong. Ketika ia tumbuh dan berkembang akan ditemani oleh kuas dan cat aneka warna. Entah kita sadari atau tidak, sebagai ciptaan, sebenarnya masing-masing kita sudah punya skenario atau blue print saat dihadirkan ke dalam dunia ini.


Rangkaian kehidupan yang dijalani bagaikan tangan yang menari-nari memainkan berbagai kuas dan aneka warna, mewakili rasa dan keinginan. Lukisan yang ditampilkan merupakan identitas yang akan dikenal oleh orang lain bahkan sampai mati.


HIDUP TENTANG SKETSA TUHAN
"Bukankah Aku sendiri tahu rencana-rencana-Ku bagi kamu? Rencana-rencana itu bukan untuk mencelakakan kamu, tetapi untuk kesejahteraanmu dan untuk memberikan kepadamu masa depan yang penuh harapan"


Sebagai masterpiecenya Allah, manusia lahir ke dunia untuk rancangan yang luar biasa dan baik, bukan kecelakaan. Segala sesuatu yang kita dapatkan ketika belajar secara formal maupun pengalaman-pengalaman hidup menjadi skill dan pengetahuan dalam memecahkan misteri kehidupan. Sedari kecil kita terbiasa dengan pertanyaan, mau jadi apa? Coba deh kita ingat2 ya dulu kamu mau jadi apa terus jadi apa sekarang? 


Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.”


Sebagian orang mungkin berprinsip "hidup itu mengalir aja kayak air" atau "jalani saja, toh Tuhan sudah menggariskannya". Kelihatannya kalima itu biasa ya tetapi menjadi 'nyawa' bagi penggunanya. Kalau hidup kayak air, kalau mengalir ke hal yang buruk tentu tidak baik toh? atau hidup bermalas-malasan dan ujug-ujug menyalahkan Tuhamn, keadaan atau sesamanya.


Kita tercipta untuk sebuah rencana karena kita begitu berharga! Kamu mau jadi apa? 

HIDUP MEMANG TERBATAS
Salah satu hal yang tidak bisa dihindari oleh manusia adalah keterbatasan, salah satunya adalah usia.  Berbagai cara dilakukan supaya umur panjang. Setiap kali perayaan pertambahan usia maka doa dan harapan panjang umurnya serta mulia selalu dikumandangkan. Para ahli kecantikan yang melakukan eksperimen bagaimana cara manusia untuk tetap awet muda, baik laki-laki apalagi wanita. Nah, menurut kamu apa sih perawatan kecantikan yang lagi ngehits saat ini?

"Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap."

Kebutuhan manusia yang semakin kompleks membuat manusia saat ini begitu sibuknya seperti kereta api panjang yang selalu bergerak tanpa henti meski ada jadwal untuk singgah di stasiun. Seperti rutinitas malam segera pagi dan segera mejadi gelap malam tanpa batas.

Ironisnya kita terlena dalam rutinitas seperti mesin yang bekerja tanpa jiwa.  Hidup jadi membosankan lalu mencipta berbagai hiburan supaya raga tetap fit dalam bekerja. Kalau kamu, apa sih yang kamu lakukan supaya tidak bosan? Seberapa sering kita menyadari bahwa tawa dan duka selalu silih berganti?

"Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." 

HIDUP MENGHADAPI KONSEKUENSI

Baiknya Tuhan manusia dicipta unik dan sempurna. Kita diberi kebebasan untuk menentukan pilihan namun Sering kita lupa bahwa ada konsekuensi dari setiap pilihan itu. Rute kereta api panjang itu merupakan langkah-langkah yang harus dijalani dan perjalanan akan menyenangkan jika kita meminta Sang Pencipta untuk mendampingi dan menguatkan kita sampai ujung perjalanan tiba.


“Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap”

 Adalah berita baik bahwa awal tahun adalah lembaran kanvas usia dari Tuhan dan berita buruknya kanvas lama secara otomatis tersimpan dalam kenangan dan tidak bisa diambil kembali apalagi direvisi. Sebagai kenangan ia bisa dijadikan evaluasi atau panduan untuk langkah selanjutnya.
  

Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku. 


HIDUP MERUPAKAN PAMERAN


Kebanyakan dari kita biasanya suka pamer ya? Apalagi sekarang zaman gadget, tinggal cekrek-cekrek saja dan klik apapun itu segera menjelajah dunia dalam hitungan detik. Setiap orang bebas berkomentar memberi penilaian. Pesan pentingnya adalah hidup kita begitu terbuka dan privasi menjadi hal yang sulit.

“Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.” (Yesaya 49:16)

Kamu adalah pelukis kehidupanmu! Hidupmu adalah hasil lukisanmu! Kira-kira bagaimana penilaian tentang lukisan itu? Coba deh kita ingat di usia sekarang ini, apa yang ditunjukkan lukisan itu?

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." 

MELUKIS KEHIDUPAN
Ada sebuah peribahasa, harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Sejak awal sudah diberitahukan bahwa bahagia seseorang manusia itu kemenangan atas kesukaran dan kesulitan sementara kekalahan akan menentukan pilihan langkah selanjutnya.
 

Perjalanan hidup bak melukis kanvas lembaran usia, adakalanya melukis kehidupan dengan perjuangan, adakalanya melukis perngorbanan dengan dedikasi, adakalanya melukis kehidupan dengan ketegaran, namun yang harus tetap memelihara melukis antusiasme dengan impian. Karena perjalanan ada perhentian kelak, impian kembali bersama Dia, Sang Pencipta dan Pemilik kita. 

Cerita kehidupan kita dimulai dengan masa keemasan (golden ages) dan akan selalu dirayakan sebagai tahun keemasan (golden years).






Hidup ibarat lukisan tiap kejadian adalah goresan kasihNya
Tiap coretan adalah kanvas cintaNya

Terkadang kuas itu menorehkan segaris hitam diantara lembutnya putih kebahagiaan
Terkadang ada warna kelabu mengisi relung frame hati yang serapuh kristal

Namun tak jarang pula meraih keceriaan menggantikan gelapnya hitam kedukaan
Goresan apapun itu, Sang pemilik kanvas tahu bahwa tiap warna akan membawa arti tertentu bagi keindahan lukisannya

Seorang pelukis handal mengerti bahwa satu warna takkan membuat lukisannya berarti
Betapa putih akan terlihat begitu suci saat hitam menodai
Betapa merah kan dirindukan saat kelabu mencoba hinggap didinding hati

Adakah senyum pelangi merekah bila hujan tak membadai
Adakah mentari pagi memberikan kedamaian bila malam kelam tak terlewati
Adakah semburat jingga menawarkan keikhlasan bila siang terik terlupakan-By NN


Sepi hati, 16.03.18

No comments:

Post a Comment