Wednesday, February 20, 2019

Jangan Pilih Kasih dengan Kebenaran!


Heboh apa sih?

Beberapa hari ini banyak timeline yang membahas tentang tanah pasca acara debat capres yang salah satu tajuknya adalah sumber daya alam. 

Dalam debat tersebut kita mendengar pernyataan Joko Widodo bahwa Prabowo memiliki tanah yang luas, ribuan hektar di Aceh dan Kalimantan. Waktu aku mendengarnya sih biasa aja, menurutku itu lumrah secara beliau pernah jadi mantu presiden Soeharto, bagian dari keluarga Cendana yang konon katanya kekayaan tidak akan habis sampai tujuh turunan. 

Apakah hanya Prabowo yang punya tanah yang luas? Oh tentu saja tidak.  Bak tuan Takur ala film Hindi, buanyak yang seperti beliau, bisa jadi ada yang punya tanah lebih luas lagi. 
Kalau ceritanya begini, adil ga? Apa kamu setuju tanah kita hanya dikuasai oleh sekelompok orang?

Perbukitan Gajah Bobok, Merek, Sumut
Apakah tanah mereka yang demikian luas itu didapatkan di zaman now, sejak 10 atau 5 tahun terakhir ini? Kemungkinan besar tidak. Bisa jadi mereka mendapatkannya dengan mudah sewaktu zaman old, zaman sebelum aku dan kamu lahir. Ya, tahu sendirilah, sedari dulu sudah rahasia umum 'tradisi bagi-bagi' di zaman old apalagi yang bisa dekat dengan para pejabat dan orang-orang penting di lingkaran istana.

Ga heran, sampai negara ini sebentar lagi akan berulang tahun yang ke-74, rakyatnya mengeluh berulang-ulang hidupnya hanya begini begitu saja sementara para tuan takur berulang-ulang (sampai bosan) hidup bermewah dengan punya ini dan itu. Rasa keadilan itu masih seperti pil pahit. (*doh)


Persawahan di desa Gunung Meriah, Deli Serdang Sumut
Serasa baru bangun tidur banyak orang yang tersadar (lagi) ternyata Indonesia ini masih dikuasai oleh orang-orang hebat nan kuat seperti tuan takur. Bermacam-macam reaksinya, ada yang kecewa dan marah, sebagian acuh dan pasrah menerima nasib punya pemerintah masa lalu yang begitu adanya, namun yang membela juga banyak menganggap hal tersebut wajar-wajar saja.

Praktik tuan takur di masa lalu sesungguhnya menyakiti hati bangsa ini. Bagaimana kita mau mandiri di kaki sendiri kalau terjajah oleh sesama yang mengaku anak bangsa. Sayangnya, luka lama itu otomatis sembuh bagi pendukung fanatik capres Prabowo yang memang salahsatu pelakunya. "Wong yang begitu bukan cuman Prabowo koq". Ember, Bu!

Sebaiknya para pendukungnya mengakui saja bahwa Prabowo pernah khilaf, bahagia di atas kesenggaraan rakyat daripada memperlihatkan daftar panjang para tuan takur Indonesia (bagiku berita usang). Hadehhh....mereka gagal paham deh... OOT! Ngomongin tentang keadilan di negeri ini malah mencoba 'memuliakan' Prabowo, dkk yang seolah-olah menjadi korban karena kedoknya terbongkar. 

Persawahan di desa Tanah Jawa, Siantar, Sumut
Yah, agak terobatilah ketika beliau mengakui kepemilikan tersebut meski dengan jurus ngeles :(. Semoga bisa menjadi saksi atas janji dan niat beliau yang bersedia memberikan tanahnya bila diperlukan oleh negara. 

Yang lucu kan, di televisi belakangan ini para tuan takur jadi selebritis. Mereka tampak terpojok, tidak bisa lagi berkelit atau menyangkal fakta. Kini mereka saling berpegangan tangan, terlihat kompak mencoba 'membersihkan diri' dari nikmat masa lalu. Ga usah gitu kali deh, pak! Te es te koq!

Rela kalo tanah Indonesia tetap dikuasai para tuan takur? Eh tidak hanya tanah loh, kekayaan alam yang lain juga. Cukuplah, cukup bagi-bagi kekuasaan seperti itu. Biarlah satu kenangan pahit dari zaman old! 
Setuju atau tidak, keadilan sosial itu memang belum terwujud merata kawan....


Masih ada harapan, saat supermoon menghilang dan mentari kembali merajai jagad raya pagi ini, saatnya semangat keadilan sosial itu harus menjadi visi dalam membangun Indonesia. Seluruh rakyat harusnya bisa menikmati hasil bumi dan kekayaannya dan menyerahkannya sebagai warisan bagi generasi selanjutnya. Hiduplah Indonesia raya!

 
Pagi para pejuang kebenaran,
Baik yang benarnya sendiri,
Benarnya kelompoknya,
Maupun benarnya orang banyak.
Jangan pilih kasih kepada kebenaran
(Sujiwo Tejo)


#ordelama
#zamanold
#saynototuantakur


Note: Foto persawahan di atas milik orang lain lho..bukan punya saya ya hihihi

No comments:

Post a Comment