Wednesday, July 25, 2018

DIBALIK " STOP DISCRIMINATION OR SAY NO RACISM"


Heieyyyy kawan2...Sekedar berbagi opini melihat fenomena belakangan ini...



Kita semua tentu setuju kan kalo perbedaan merupakan karya mahaindah Allah? Eh setuju kalian kan? Kalau kita yang beragama sudah mengerti bahwa sedari penciptaan Allah telah memperkenalkan perbedaan dalam 6 hari penciptaan dan bagi Allah semuanya hasil pekerjaannya "sungguh amat baik". Karena itu sebetulnya kita tidak perlu 'alergi' atau 'shok juga sok' ketika mendengar atau mengalami perbedaan. Wong dari sononya, penciptanya maunya begitu.
Belakangan ini ramai sekali perbincangan tentang perbedaan jati diri seseorang sebagai alat atau isu pertengkaran/permusuhan dan merusak keindahan persaudaraan. Indonesia yang begitu dikenal dengan persaudaraan atau toleransi sepertinya sedang diuji oleh adanya pemikiran dan tindakan intoleransi bahkan sampai bigot. Eitss kamu tahu kan artinya bigot? Terkhusus beberapa tahun belakangan ini kita sedang merayakan pesta demokrasi, pemilihan kepala daerah.





Benturan diskriminasi SARA dengan hak dan kewajiban sebagai warga negara semakin meluas dan menimbulkan ketidaknyamanan. Sudahlah kita lupa para founder dan pejuang kemerdakaan melakukan segala daya upaya supaya Indonesia merdeka dari penjajahan. Indonesia merdeka dengan takdir kaya alam dan beragam suku dan agama sejak dari awalnya.

Sedih rasanya menjelang 73 tahun kemerdekaan Indonesia justru semakin ditemukan hasrat penjajahan. What?? Ya, tapi bukan penjajahan dari orang lain atau negara asing, kawan. Suka atau tidak dan setuju atau tidak setuju, ditemukan adanya perasaan superior dari golongan tertentu yang memiliki hasrat tersebut. Entahlah mereka secara sadar telah menjajah hak dari warga yang lain dengan melakukan diskriminasi. Sayangnya, negara terlihat lamban menegur dan mengingatkan mereka sehingga sepertinya perbuatan superior semakin menjadi-jadi.



Diskriminasi bukanlah isu baru di dunia ini dan ada banyak golongan dan negara belum pulih dari isu ini dan sangat disesalkan bila hal tersebut dijadikan 'mainan' di Indonesia. Ada banyaklah berita di berbagai daerah dan dunia sampai kepada kita melalui dunia maya maupun media cetak bahkan mungkin terjadi di depan mata. Apa yang bisa dilakukan? Banyak memilih DIAM.

Entah sadar atau masih terbius, aku menemukan orang atau kelompok yang sebenarnya senang melakukan diskriminasi justru marah ketika bagian dari kelompoknya mengalami diskriminasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Kenceeeeeeeng banget berteriak " Stop discrimination"! No Racism! hmm....Lempar batu sembunyi tangan kan?



Sebagaimana dari awal semua yang ada tercipta dengan mahaindah dan pastinya 'chaos' ini bukanlah bagian dari rencanaNya. Seperti pada lagu om Ebiet G Ade berjudul Berita kepada kawan ada lirik mungkin Tuhan mulai bosan dengan melihat tingkah kita bisa jadi kejadian diskriminasi yang dialami oleh kelompok kita sengaja diijinkanNya untuk kita lihat untuk menguji rasa kemanusiaan.

Tetapi kita juga mengenal Tuhan yang mahakasih pada umatNya. Melalui peristiwa itu bisa jadi Ia sedang memberikan pengertian yang sederhana tentang apa itu diskriminasi dan bagaimana rasanya jika berada pada posisi itu. Kalau reaksimu marah dan bersedih sadarilah manusia lainnya juga merasakan hal yang sama. 

Ada nasihat lama "Kalau sakit kena dicubit, janganlah cubit orang lain". Rasa sakit dan luka yang dirasakan bisa jadi peringatan Tuhan supaya kamu jangan melakukan diskriminsi dalam bentuk apapun kepada siapapun, dimanapun, dan atas nama apapun. Ingatlah hukum karma, tabur-tuai itu masih berlaku di dunia ini.


Jadi kawan, sebelum kamu teriak 'STOP DISCRIMINATION or SAY NO TO RACISM'  dengan jari telunjuk pada orang lain, ingatlah disaat yang sama ada 4 jari lain meminta pertanggungjawaban nuranimu..apakah juga kamu sang pelaku????




**Berbeda bukan berarti musuh. Allah adalah KASIH, kenalilah Allahmu dan amalkanlah ajaranNya**

No comments:

Post a Comment