Showing posts with label EVENT/LOMBA. Show all posts
Showing posts with label EVENT/LOMBA. Show all posts

Monday, August 13, 2018

INGIN WAJAH CANTIK? PERCANTIK KEBIASAANMU!

The best and most beautiful things in the world cannot be seen or even touched
– they must be felt with the heart. – Helen Keller –

Hi Ledis, sejatinya kita memang sudah ditakdirkan sebagai penolong yang mampu bekerja secara multitasking. Meski begitu kuat dan hebatnya seorang wanita disematkan juga kelembutan dan kecantikan sebagai pesonanya.
Kulit adalah salah satu pesona dan asset penting  dari seorang wantia karena itu  seharusnya dirawat dan dijaga sejak belia.  Kita sudah terbiasa mengenal warna kulit putih, kuning langsat, sawo matang, atau eksotis dengan pasangan jenis-jenis kulit normal, berminyak, kering, sensitif,  dan kombinasi dari 2 atau tiga jenis kulit sekaligus. Tiap jenis kulit ini memiliki potensi masalah yang tentu saja mempengaruhi penampilannya karena itu dibutuhkan jenis perawatan kulit yang berbeda.
Awalnya saya adalah orang yang cuek dalam penampilan dan termasuk malas  dalam melakukan perawatan kulit. Kalau saya termasuk beruntung karena kulit tubuh kuning langsat saya  normal sehingga cukup aman dan tidak terlalu membutuhkan perawatan  ekstra malahan bisa dikatakan tidak memerlukan hand and body lotion asalkan rajin mandi baik dengan menggunakan lulur atau sabun mandi membuat kulit tubuh wangi dan segar sepanjang hari.
Sayangnya, tidak demikian dengan kulit wajah. Semenjak saya mengikuti berbagai  aktivitas selama di bangku kuliah,  saya mulai mengalami masalah pada  kulit terutama kulit wajah: mulai  kusam, berminyak, sampai berjerawat.  Akhirnya saya memahami bahwa  perawatan kulit sangatlah penting. Kulit wajah saya kombinasi  kering dan berminyak. Saya masih ingat kulit wajah saya berjerawat  dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh wajah  dan 'mengopek-kopek' bintil-bintil kecil sehingga kulit wajah saja  menjadi banyak bopeng. Ada berbagai usaha dilakukan tetapi hanya  bertahan beberapa bulan dan selalu berganti produk sampai akhirnya  menghentikan pemakaian produk merek apapun. Saya hanya menggunakan bedak  baby yang malah membuatnya makin meradang,  kusam, dan  jerawatan.  Belum lagi bila siang hari, wajah saya dekil karena  berminyak namun bagian lainnya malah kering dan kasar. Duh, saya  benar-benar tidak percaya diri kemanapun.
Syukurlah dengan banyak membaca artikel dan mencoba pengalaman dari para youtuber akhirnya saya menemukan cara yang lebih tepat dalam merawat kulit dan wajah.  Selain itu, berbekal pengalaman dari pemakaian beberapa produk sebelumnya, saya menjadi selektif dalam memilih produk yang akan digunakan. Setelah cek-ricek, akhirnya berani mencoba produk dari wardah yang memang terbuat dari bahan-bahan alami dan syukurlah ternyata memang produk ini berjodoh dengan kulit kombinasi saya dan digunakan sampai sekarang.  Slow but sure, setidaknya sudah nampak hasilnya sekarang ini.
Sebagian dari kita mungkin sudah mengetahui produk wardah atau ada yang seperti saya sebagai pengguna produknya.  Pada kesempatan ini saya ingin berbagi Sedikit tentang wardah ya..
Wardah adalah salah satu pelopor produk kosmetik yang mengedepankan prinsip kosmetik halal dan memiliki konsep kecantikan (wardah beauty concept), Pure &Safe (terbuat dari bahan berkualitas dan terbukti aman serta halal), Beauty Expert (produk berkualitas dengan inovasi terkini karena diformulasikan oleh para ahli farmasi dan kecantikan), dan Inspiring Beauty “kecantikan yang menginspirasi”(Wardah hadir tidak hanya untuk tubuh akan tetapi juga untuk jiwa karena itu mendorong setiap wanita untuk senantiasa percaya diri dan peduli terhadap sesama).
Wardah sebagai kosmetika modern memenuhi prinsip yang aman, halal, praktis, dan memenuhi kebutuhan dan selera wanita dengan formula:
  • Non-Comedogenic,sehingga tidak menyumbat pori, tidak menimbulkan komedo dan jerawat.
  • Oil Control,mencegah produksi minyak berlebih karena suhu panas.
  • UV Protection,mencegah efek buruk sinar UV A dan B pada kulit.
  • Non Photosensitisasi , tidak bereaksi terhadap cahaya karena zat pewarna yang digunakan aman.
Untuk membersihkan wajah saya memakai wardah Energizing cream wash with vitamin C sebelum dan sesudah bangun tidur. Produk ini mengandung antioksidan Hi Grade Vitamin C & Active  Moist Complex dan dengan busanya membantu mengangkat kotoran make up dan minyak berlebih dari wajah saya. Durr....wajah terasa segar dan lembab.

Selain itu, untuk mengurangi bopeng lama dan menghaluskan kulit saya memakai masker dari  bahan-bahan alami seperti, mentimun, pisang, tomat, madu, dan telur.  Memang  pemakaian masker ini belum kegiatan rutin di tiap minggu padahal masker  ini dipercaya dapat mengangkat sisa-sisa  kulit mati, kotoran, dan bekas riasan wajah. Slow but  sure tampaklah hasilnya.
Saya sangat terkesan dengan khasiat lidah buaya (aloe vera) yang membantu mendinginkan kala wajah saya meradang dan berjerawat. Karena itu, saya berusaha setiap hari untuk mengoleskan daging lidah buaya ke wajah pada malam hari dan membilasnya di saat pagi. Demi menjaga 'pasokan' lidah buaya selalu ada, sayapun menanamnya dalam pot bunga di teras rumah.

Kebetulan menu siang ini ada pisang. Setelah selesai bersantap, saya gosokkan kulit bagian dalam pisang ke tangan layaknya scrub dan membiarkannya beberapa saat setelah itu dibilas. Kulit tangan terasa lembut loh...coba deh ;)
Apa yang saya sebutkan di atas tentu saja masih perawatan dasar. Tubuh yang sehat tentu akan menghasilkan kulit yang sehat pula namun dibutuhkan proses dan disiplin melakukan kebiasaan-kebiasaaan yang baik setiap harinya. Nah, coba deh kebiasan-kebiasaan berikut ini. Tak pelak lagi, kulit segar, bersih, dan bersinar tidak hanya sekedar dambaan tapi menjadi tampilan kita ledis ;)
1. Biasakan rajin bersih-bersih!
Tentu saja kulit tubuh dan wajah yang kotor hanya akan merusak penampilan karena itu harus rajin bersih-bersih, minimal 2x sehari!  Saat produk pembersih tidak hanya sekedar sabun, melalui inovasi para ahli kecantikan terdapat banyak produk pembersih baik wajah maupun tubuh saat ini. Untuk mandi, saat banyak produk perawatan seperti mandi susu, mandi madu, atau dengan garam dengan aromaterapi yang tujuannya untuk merileksasi dan meremajakan kulit. Boleh dicoba tuh!
Kalau untuk wajah biasakan untuk membersihkan wajah dengan pembersih yang tepat di pagi dan malam hari. Tidurlah dengan wajah bersih tanpa riasan untuk mendapatkan wajah yang segar esok harinya.
2. Biasakan mengkonsumsi makanan sehat
Merawat kesehatan kulit tidak cukup hanya dengan pemakaian produk topikal seperti krim pagi/malam, serum, sunblock atau masker. Agar  kulit  wajah sehat dan bebas dari gangguan seperti jerawat atau  kekusaman,  kita perlu melakukan perawatan dari dalam yaitu dengan  konsumsi makanan  yang tepat terutama buah dan sayuran. Sebisa mungkin coba hindari makanan gorengan, terutama membeli aneka gorengan di kaki lima yang minyaknya kotor.
3. Biasakan Sarapan pagi
Dua penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Dietetic Association, menyimpulkan bahwa sarapan pagi sangatlah penting bagi kesehatan. Konon katanya mengawali hari dengan sarapan sebagai bekal beraktivitas seharian dapat membantu kulit wajah kinclong.
"Memberi nutrisi pada kulit saat sarapan  lewat makanan adalah cara terbaik untuk mendapat tampilan kulit yang  terbaik,” kata Lisa Drayer, R.D., penulis buku The Beauty Diet, seperti  dilansir dari laman Women’s Health.
4. Biasakan tidur tidak larut malam
Tidur terlalu larut dan kurang tidur merupakan musuh terbesar bagi kulit cantik. Tidur nyenyak di malam hari dibutuhkan kulit agar tetap sehat dan tidak keriput.
5. Biasakan Minum air putih
Air dipercaya sebagai obat anti-aging terbaik untuk menjaga penampilan awet muda. Anjuran 8 gelas sehari membantu melembabkan kulit dan menjaga elastisitas dan mencegah  keriput.

6. Biasakan punya waktu untuk berolahraga
Seringkali kita menganggap bahwa manfaat olahraga hanya untuk menurunkan berat badan. Padahal selain berat badan yang terjaga, olahraga yang teratur terbukti dapat menjaga kesehatan kulit. Saat berolahraga, aliran darah meningkat dan membawa oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan termasuk kulit. Keringat mengeluarkan sisa-sisa dari proses metabolisme tubuh dan toksin sehingga sel-sel kulit menjadi lebih baik.
7. Biasakan melakukan Perawatan kulit dan wajah
Lakukanlah perawatan sesuai dengan kondisi kulit, bisa ke dokter, menggunakan produk tertentu atau dengan meramu bahan-bahan alami. Dalam perawatan kulit, pertama sekali harus mengetahui jenis kulit kita.  Setelah itu barulah kita memilih produk perawatan yang sesuai mulai dari handbody, pembersih badan dan wajah, pelembab, krim day atau malam, dan sebagainya.
Selain pembersih wardah di atas, saya juga menggunakan beberapa produk wardah lainnya, seperti Hidrating aloe vera gel sebagai pelembab,  yang cocok untuk semua jenis kulit.  Saya gunakan untuk tubuh dan wajah sebelum krim wajah. Produk lainnya bisa cek langsung ke wardah di sini

8. Biasakan berpikir positif
Apalah gunanya kita berlelah melakukan perawatan namun tidak bisa mengontrol emosi dan pikiran kita. Mari biasakan memulai dan menutup hari dengan ucapan syukur kepada TMYE.  Ledis, senyuman tulus saat beranjak ke kasur dan senyuman manis pula kala menyambut hari akan memancarkan cahaya hati dan inner beauty sehingga kita menjadi wanita yang memberi kesan hangat dan ramah karena setiap kita pasti ingin menjadi berkat dari sehari ke sehari kan?
Semoga tulisan ini menginspirasi ledis semua. Salam!

Tulisan ini disertakan dalam lomba blog kompasiana

https://www.kompasiana.com/roulinakrista/5ac1d2ae5e1373603b0f62f2/kebiasan-baik-untuk-kulit-sehat-segar-dan-cantik

PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI ERA KEKINIAN


Kerapkali kita setuju dengan ungkapan "rumput tetangga selalu lebih hijau" termasuk dengan prestasi dan kualitas anak dalam keluarga maupun pendidikan. Kita seringkali terkagum dan memuji prestsi anak dari keluarga lain atau sistem pendidikan negara lain namun masih enggan 'upgrade' diri sebagai orangtua dan pendidik maupun membenahi sistem pendidikan di negara sendiri. 
 
Dunia dan segala isinya berkembang sangat dinamis dan semakin kompleks. Menurut para peneliti, generasi saat ini disebut milenial dan berada pada peradaban teknologi digital yang telah berkembang sangat pesat dan sangat melek dengan internet. Mereka telah berkenalan dengan internet sejak lahir dan menjadikan gawai (gadget) sebagai sahabat baiknya. Dalam mendapatkan informasi generasi saat ini lebih menyukai bentuk visual seperti kanal youtube yang mudah diserap dan sangat kontra dengan kebiasaan membaca oleh generasi sebelumnya. 
Mayoritas orangtua generasi milenial sebenarnya tidak asing lagi  dengan internet dan perangkat digital lainnya hanya saja kemampuan mereka mengolah konten yang tersedia tidak sehebat anak-anak mereka. Mudahnya mereka mendapatkan informasi (tergantung kepada kuota internet) memang membantu orangtua dalam menjelajah dunia namun berdampak buruk dalam perilaku sosial.
Anak adalah peniru. Hal ini seringkali dilupakan. Membiarkan anak bersahabat erat dengan gawai lebih daripada keluarga bisa jadi akar tumbuhnya generasi milenial pembangkang.

Akhir-akhir ini begitu banyak fenomena sosial yang cukup membuat kita mengelus dada. Mulai dari seorang ibu yang membunuh anaknya, suami membunuh istri, anak membunuh orangtua, kasus kehamilan remaja di luar nikah, aksi pornografi yang melibatkan anak-anak sampai kasus perselingkugan dan aborsi. Salah siapa?
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengungkapkan, tercapainya keberhasilan dalam dunia pendidikan perlu melibatkan tiga komponen yang sama-sama penting, yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Meskipun  masih banyak keluarga yang memandang sekolah adalah pihak yang bertanggungjawab dalam mempersiapkan masa depan anak.

Mari kita kembali pada posisi awal seorang anak. Anak adalah aset keluarga dan negara untuk konteks yang lebih luas. Baik buruk atau berhasil tidaknya seorang anak sangat dipengaruhi oleh 'makanan' yang didapatkan dari keluarganya apalagi dalam konteks dunia mereka saat ini. 

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang ada dalam sebuah masyarakat dan menjadi lembaga pendidikan pertama dan pertama dalam membentuk generasi yang berkualitas. Pakem-pakem benar atau salahnya dalam suatu masyarakat, agama dan negara akan diajarkan orang tua kepada anaknya. Proses sosialisasi ini dimulai dengan proses belajar adaptasi dan mengikuti setiap hal yang diajarkan oleh orang-orang sekitar lingkungan keluarganya, seperti nilai-nilai sopan santun, adab, cara berfikir yang nantinya akan menjadi jati diri dan tampak pada perilaku dan tindakannnya. 
Dari keluargalah segala sesuatu tentang pendidikan bermula. Apabila salah dalam pendidikan awal maka peluang terjdinya distori pada diri anak lebih tinggi. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Melalui lingkungan keluarga inilah anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, peran orang tua sangat berpengaruh dalam hal memberikan pengawasan dan pengendalian perilaku anak sesuai dengan tata perilaku yang benar. Setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di dalam keluarga.

Tantangan Pendidikan di Era Kekinian
Kemajuan teknologi merambah pada dunia pendidikan.  Guru dan buku yang dahulunya sebagai pusat informasi dalam dunia nyata telah digeser oleh sahabat mereka yang bernama gawai yang menyediakan berbagai informasi dalam bentuk maya. Internet bukan lagi sekedar alat kebutuhan hiburan semata. Hal ini sebenarnya memiliki nilai positif baik kepada guru maupun anak didik. Khususnya para guru dapat membenahi kemampuan mengajar yang tidak lagi bertumpu pada kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan sosial dan agama. 
Sebagai peniru, contoh-contoh gaya hidup dan informasi yang bertebaran di dunia maya dijadikan sebagai kebenaran tanpa filter sehingga mereka merasa 'tidak berdosa' memamerkannya dalam kehidupan sehari-hari meskipun sekalipun bertentangan dengan norma. Hal itu terjadi karena rendahnya literasi tidak hanya pada anak tetapi juga masyarakat. Literasi media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan hal ini ditujukan agar pemirsa sebagai konsumen media (termasuk anak-anak) menjadi sadar (melek) tentang cara media dikonstruksi (dibuat) dan diakses. 

Tahukah kita, Indonesia saat ini masih belum merdeka mengentaskan buta aksara bahkan di kelas dunia Indonesia berada di rangking 60 dari 61 negara pada survei minat baca. Hal ini sangat kontra dimana prestasi Indonesia berada di urutan kelima dunia dan keempat pada kawasan Asia sebagai pengguna internet. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut 80% pengguna internet di Indonesia adalah remaja berusia 15-19 tahun.

Tantangan Orangtua di Era Kekinian
Perubahan sosial ekonomi dan perkembangan teknologi juga berpengaruh pada pergeseran fungsi dan peran keluarga. Kecenderungan proses berkeluarga saat ini lebih mekanis yang membuat peran pengasuhan orangtua terdistorsi. 

Saat ini orangtua tidak lagi sebagai tempat bertanya, tempat berkonsultasi dan sumber nilai yang disebabkan oleh minimnya teladan dan pengetahuan juga disebabkan oleh orangtua juga sibuk dengan dunianya sendiri seperti berdagang atau berbisnis dan kegiatan lain sehingga jarang bertemu dengan anak. Aktivitas orangtua meminimalisir proses sosialiasasi dengan anak. Ketika anak menemukan kesulitan informasi baru, anak lebih memilih gawai daripada bertanya kepada orangtua.
Selain itu, adanya lembaga non-keluarga seperti penitipan anak, kelompok bermain, taman-kanak-kanak telah menyedot sebagian kehidupan anal dari proose di dalam keluarga. Tidak jarang juga orangtua yang super sibuk menyekolahkan anak di sekolah yang ada asramanya. Untuk menebus rasa bersalah bahwa anak tetap mendapatkan keseluruhan pendidikan secara utuh dan murni dan orangtua bisa bekerja di luar. Hal ini membuat orangtua enggan menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal ilmu pendampingan dan pendidikan anak sehingga posisi keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama dalam pengembangan pribadi mulai mengalami pergeseran posisi. 

Peranan Orangtua dalam Pendidikan di era kekinian
Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama serta memiliki peranan yang strategis dan berbagai studi menunjukkan bahwa keterlibatan keluarga dalam pendidikan dapat meningkatkan prestasi belajar anak. 

Dalam menghasilkan generasi yang berkualitas, pemerintah dalam hal ini kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menuangkan tujuan pelibatan keluarga dalam pendidikan dalam UU kementrian Kebudayaan RI no 30 tahun 2017 pasal 2, yaitu: 
1. Meningkatkan kepedulian dan tanggungjawab bersama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan
2. Mendorong penguatan pendidikan karakter anak
3. Meningkatkan Kepedulian keluarga terhdapa pendidikan anak
4. Membangun sinergitas antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat
5. Mewujudkan lingkungan satuan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan

Tidak ada gunanya miris dan geleng-geleng kepala apalagi mengelus dada melihat tingkah anak kekinian, saatnya setiap keluarga khususnya orangtua menyadari kembali mandat yang diterima sebagai orangtua.

1. SEDIAKAN WAKTU & BUAT JADWAL BERKUALITAS Bersama Anak (Quality time with Children)
Time is Money begitulah ungkapan bagaimana berharganya waktu. Karena itu, tidak salah pada kenyataannya, dunia yang kompleks ini juga membuat orangtua selalu sibuk dengan dunianya sendiri seperti bekerja mengumpulkan uang sehingga kurang waktu berkumpul dengan keluarga.

Tumbuh kembang anak seringkali dilimpahkan kepada baby sitter atau opa/oma atau lembaga non-keluarga. Hal ini membuat tergerusnya kedekatan (sense of belonging) antara orangtua dan anak. Sayangnya, banyak orangtua menuntut anak supaya progress pada sebuah level tetapi tidak menyadari andil yang dia perankan supaya anak sampai pada level yang dimaksudkan. Akhirnya orangtua kecewa dan marah lalu dibalas anak dengan hal yang sama bahkan dengan perilaku yang ekstrim. 
 Saya lebih setuju orangtua yang MENYEDIAKAN dan bukan MELUANGKAN waktu untuk mengembangkan harmonisasi dan kasih sayang. Jikalau seorang anak adalah aset yang berharga melebihi emas tentulah harus dijaga dan dirawat. Untuk mempersiapkan seorang dewasa yang mandiri dan berkarakter membutuhkan waktu.  Jangan biarkan anak-anak bungkuk karena teknologi tetapi menjadi generasi yang bergerak. 
Buatlah jadwal anda bersama anak sehingga perlahan merebut hatinya dan menggunkan gawai sebagai pelengkap. Dalam kebersamaan itu adalah kesempatan bagi anak dan orangtua untuk saling terbuka dan mendidik karakter, nilai-nilai agama dan prinsip-prinsip dasar yang akan menjadi pondasi sepanjang kehidupannya. Bisa dilakukan dengan sharing, menonton bersama, belanja bersama, atau bermain game bersama. Tentulah hal ini tidak dapat dilakukan sehari, seminggu, sebulan, atau setahun tetapi seumur hidup karena sesungguhnya tidak ada orangtua yang sempurna dan mendapatkan sertifikat kelulusan dan mendidik anak. 

"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu” (Amsal 22:6). 

2. MEMBUKA DIRI Mengenai Dunia Kekinian
Seringkali saya menemukan orangtua yang enggan membenahi dirinya lalu menyalahkan keadaan lalu marah karena anak berperilaku negatif seperti tidak mandiri, tidak patuh, membangkakang, malas belajar, mudah rewel, konsumtif hingga rendah diri. Hal tersebut bisa menimbulkan persoalan anak bolos, drop out atau tidak naik kelas, tidak mengerjakan PR, tidak membawa buku PR, berkata jorok, tidak disiplin yang dinotabenekan apa yang terjadi pada anak adalah apa yang terjadi di rumahnya.

Tidak dapat dipungkiri perbedaan generasi membuat jarak atau gap antara anak dan orangtua dari sisi teknologi, kebiasaan, keterbuakaa, dan kreativitas. Namun, berhadapan dengan anak kekinian atau sering disebut zaman now seharusnya ditanggapi orangtua yang bersedia menjadi orangtua zaman now. Mari menjadi orangtua yang lebih peduli dengan pemikiran maupun pengetahuan teknologi yang selalu berinovasi. Orangtua harus mengenal konten atau kanal yang mana yang baik dan membahayakan anak. Untuk tontonan televisi, orangtua hanya menyediakan program yang bermanfaat atau setidaknya mendampingi selama menonton.  
Tanpa disadari saat orangtua memperlakukan anak secara negatif karena tidak dapat mengendalikan anak justru menjadi bukti bahwa orangtua harus ada bekal dalam mendidik anak.
Tahukah anda, mengasuh anak tanpa bekal yang benar justru akan membuat Orangtua capek dan  membebani hidup orangtua sendiri. Akibatnya, disadari atau tidak, sebagian besar harga diri anak justru hancur di rumah sendiri akibat cara mengekspresikan kasih sayang orangtua yang tidak tepat: overdosis perhatian atau kurang perhatian.
Karena itu, orangtua perlu membuka diri dengan mengikuti pelatihan seperti pelatihan orangtua PSPA (program sekolah pengasihan anak) dan bagi yang juga memiliki gawai jangan hanya terpaku pada layar dan malas membaca tetapi harus kritis setelah mendapatkan informasi. Mari manfaatkannya untuk membenahi diri seperti pendidikan tentang parenting lainnya yang bisa didapatkan secara online begitu juga terlibat dalam grup-grup entah grup dengan guru/wali kelas ataupun sesama orangtua sehingga dapat saling memantau perkembangan anak. Selain itu, di dunia maya, jadilah orangtua yang terlibat dalam komite sekolah anak dengan demikian anak merasakan perhatian orangtua. 

3. Menjadi TELADAN & IDOLA
Siapa yang ingin anak yang taat beragama? Siapa yang ingin melihat anak yang ramah dan sopan? Siapa yang ingin melihat anak bertanggungjawab dan mandiri? Mari sebagai orangtua memberikan contoh untuk ditiru sebelum menuntut mereka menjadi ini dan itu. 

 My Father is my mentor adalah workshop yang akhir-akhir sering didengungkan guna menggugah peran orangtua khususnya bapak atau ayah terhadap pendidikan anak dalam keluarga.  Hal ini untuk menghindari adanya ruang fatherness sebagai figure yang berperan dalam kehidupan seorang anak baik secara fisik maupun psikologis. 

Jikalau kita ingin anak yang saleh dan cinta Allah, maka jadilah orangtua yang terus belajar dan menunjukkanya. Mengasihi Allah bisa diperlihatkan orangtua dengan menjadi contoh yang saleh, dengan mengkomitmenkan diri sendiri pada perintah-Nya, sehingga kita perlu “mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau sedang duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah engkau juga mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu dan pada pintu gerbangmu”(Ulangan 6:7-9). Kita harus mengajarkan anak-anak bahwa menyembah Allah itu harus konstan, bukan hanya pada hari Minggu atau doa malam saja.

Penelitian terhadap kerentanan keluarga dan survei well-being anak, ditemukan bahwa seorang ayah yang memiliki anak dengan lebih dari satu pasangan akan mempengaruhi kesehatan anak saat remaja dan penyimpangan perilaku, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keberadaan ayah dan kesetiaan ayah untuk tidak berbagi dengan anak dengan ibu yang lain, akan memberikan well-being pada diri anak yang berujung pada kualitas kesehatannya.
Walaupun anak-anak belajar banyak hal melalui pengajaran langsung, mereka belajar jauh lebih banyak dengan melihat tingkah laku kita sehari-hari. Inilah mengapa sebabnya kita harus berhati-hati dalam segala hal yang kita lakukan.  

Saya sangat terinspirasi dengan kisah Naufal Raziq, pada laman sahabat keluarga, remaja yang kini berusia 16 tahun asal Aceh yang berhasil menjadi penemu arus listrik dari kedondong pada 3 tahun yang lalu. Prestasi ini berkat kesediaan sang Ayah, Supratman yang melibatkan Naufal pada bidang yang sedang digelutinya mengenai elektronik dan pengembangan energi baru terbarukan. Keingintahuan Naufal sebagai praktik dari pelajaran IPA di sekolah membuat ayah-anak ini melakukan percobaan pada buah-buahan sebagai energi penghantar listrik dan mengembangkan energi medan elektromagnetik untuk pengganti bahan bakar kenderaan. 

Percobaan mereka akhirnya menemukan bahwa kedondong dapat menjadi energi penghantar listrik. Karya keduanya mendapat apresiasi menjadi juara harapan I pada lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) tahun 2014 se-kota Langsa dan pada tahun berikutnya menjadi juara III sekaligus sebagai peserta unggulan pada TTG tingkat nasional. Prestasi mengagumkan membuka jalan pendidikan lebih tinggi dengan perolehan beasiswa dari kementrian ESDM, Agama bahkan sekolah Taruna Nusantara. Karyanya kini sudah dinikmati oleh warga Aceh bahkan negara lainpun sudah ada melirik inovasi ini. 
 4. Menjadi Mitra Guru yang PROAKTIF 
Dalam membangun masa depan anak yang berkarakter perlulah sinergitas antara orangtua dan guru di sekolah. Keduanya adalah mitra sehingga harus ada komunikasi yang baik. Saya melihat belum semua sekolah yang menyediakan ruang komunikasi antara guru dan orangtua sehingga baik di rumah dan sekolah anak mengalami 'program' yang sama. 
Mari menjadi orangtua yang aktif berkomunikasi dengan guru dan turut mewujudkan program sekolah seperti Gerakan Literasi sekolah untuk menumbuhkan minat membaca,  Seorang orator dan penulis dunia, Cicero meyatakan “a room without book like body without soul”. Membaca buku berkualitas akan mempercepat roda penggerak agenda perubahan, karena dalam buku yang dibaca tergambar isi dunia, letak, pelaku dengan segala karekater yang melingkupinya.  

Selain itu, orangtua juga harus rela berkorban menahan diri pada program pengasuhan anak, yaitu Gerakan 1821 untuk mengajarkan disiplin pada anak dalam menggunakan gawai hanya 3 jam, yaitu jam 18.00-21.00. Dengan demikian, kebiasaaan anak bersahabat dengan gawai akan berkurang selain itu memberikan ruang bagi anak mengenal kegiatan lain. Proses interaksi yang diterima anak dari keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk proses perkembangan selanjutnya di luar rumah.
Sebagai contoh yang sangat simple Speech delay atau keterlambatan bicara pada anak, memang disebabkan oleh beragam faktor. Untuk beberapa faktor tertentu, seperti kurangnya stimulasi, seorang anak bisa dibantu dengan terapi wicara yang banyak tersedia di rumah sakit dan klinik tumbuh kembang anak.  Meskipun demikian peran orang tua juga tidak kalah penting.

Menjadi orangtua merupakan pilihan hidup dan hampir dipastikan semua pasangan ingin memiliki buah hati sebagai penerus keluarga yang juga penerus bangsa. Generasi yang kuat dihasilkan oleh keluarga hebat dan keluarga tercapai bila orangtua mau terlibat dalam pendidikan anak. 

Semoga 4 AKSI di atas dapat menjadi inspirasi bagi ayah-bunda dalam upaya pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan di era kekinian dimana orangtua dan guru menjadi mitra sejati. Selamat berjuang! #sahabatkeluarga 


https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4775
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4776
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4777

Friday, April 6, 2018

Dialah, Priskila Smith Jully

Hi Gaes,,,,Bulan April identik dengan perempuan eh bukannya apa2 di bulan ini kita memperingati Hari Kartini tepat di tanggal 21 April setiap tahunnya.

Kemaren seorang teman baik memberikan "challenge" khusus untuk perempuan, yaitu lomba menulis surat untuk perempuan disabilitas. Sontak aku coba mikir-mikir siapa ya perempuan disabilitas yang aku kenal untuk dikirimi surat. Ah, seingatku tetangga dekat tidak ada penyandang disabilitas.

AKU BUTA

Lalu akupun segera berselancar ke rumah uncle Google kemudian aku tertarik dengan perempuan kelahiran Jambi 40 tahun yang silam.  Masa kecil sangat menyedihkan. Bayi mungil itu tidak diinginkan oleh ayah dan ibunya sehingga berbagai usaha dilakukan untuk 'melenyapkannya'. Dari pengakuan beliau, orangtuanya sedang menanti anak lelaki namun hasilnya adalah janin perempuan.
Akhirnya, bayi perempuan itu lahir hanya saja ia buta.

 
 Kebutaannya semakin membuat orangtuanya tidak bisa menerimanya. Keluarga mereka yang cukup berada merasa terpukul dan malu dengan kondisinya. Meski orang tuanya berusaha mengobati namun tidak sembuh juga karena masalah ada di syaraf. Ia diabaikan dan tidak diurus dengan baik bahkan untuk bersekolahpun ia mendaftar sendiri. Mungkin karena tidak ada bimbingan ia tidak lulus SD. Selain itu ia berpindah-pindah tempat dari kota Medan, Bandung, dan Jakarta.

Kemudian ia memutuskan merantau dan melakukan apa saja demi hidup. Hidup yang keras membuatnya menjadi pribadi yang keras dan kasar. Bayangkan perempuan buta seperti itu menjadi kondektur, penjual kue, menyanyi, preman pasar sampai penyiar radio. Ia paling tidak senang ketika orang lain berbahagia. Ia suka bertengkar sebagai cara agar ia dihargai orang lain.

TITIK BALIK DI SWEET SEVENTEEN

Aku juga tidak mendapatkan informasi apakah selama ia merantau pernah dicari orangtuanya atau tidak. Hidupnya hanya karena belas iba orang saja namun sesungguhnya ia marah dan tidak ingin dikasihani. Sampai suatu kali ia berada dititik nadir, kekecewaaan demi kekecewaaan membuatnya frustasi sampai berniat bunuh diri.

Untunglah ada seorang temannya membawanya pada sebuah KKR natal dan melalui KKR itulah segala kepahitan dan kepedihan membuncah dalam hatinya. Teriakan dan jeritan dari hati terdalam menyeru dan mengadu kepada Tuhan kala itu usianya 17 tahun. Selama ini memang ia menjauhi hal-hal rohani karena ia merasa Tuhan tidak adil terhadap dirinya. Momen sweet seventeen menjadi momen yang sangat 'sweet' dan titik balik kehidupannya. Ia dipulihkan.
 

Ia mulai menata hidup dan lambat laun kehidupannya berubah. Kemudian ia mendapatkan pendidikan karakter di Kabupaten Semarang dan bertekad menjadi orang yang berguna bagi sesama. Pada tahun 2004 dia kembali ke Jambi agar dekat dengan orangtuanya. Selama disana ia ingin mendedikasikan pengetahuannya dan tergerak untuk menambah rasa percaya diri dengan orang-orang terbuang di jalanan seperti dirinya dahulu.



Di tahun yang sama ia kembali ke Semarang dan menjadi penyiar radio. Ada kisah yang menarik saat ia sedang siaran salah seorang penderngarnya ternyata adalah orang yang pernah dia tolong ketika di Jambi. Orang tersebut kini yatim piatu dan butuh tempat tinggal dan meminta kesediaannya agar mengizinkan tinggal di rumahnya. Demikianlah ia menolong beberapa pendengarnya yang tidak punya tempat tinggal dan semakin bertambah sehingga ia harus berpindah-pindah mencari lokasi yang layak.

SEPENGGAL KISAH CINTA DAN LAHIRNYA THE SCHOOL OF LIFE

Stasiun radio adalah saksi cinta lokasi dengan Fandy. Keduanya bekerja di stasiun radio yang sama dan akhirnya kisah cinta berakhir di pelaminan di tahun 2006.



Bersama suami dan teman-teman yang juag concern dengan orang-orang terbuang memotivasi mereka untuk mendirikan Yayasan Sekolah Kehidupan-The School of Life. Sekolah ini menampung dan mendidik orang-orang yang telah di buang oleh keluarganya seperti kurang mampu, disabilitas, bahkan gangguan jiwa mulai dari belia sampai jompo.Tujuan sangat sederhana yaitu agar anak didiknya bisa hidup mandiri di masyarakat. Selain baca tulis mereka juga bekajar berbagai bahasa, keterampilam serta ilmu wirausaha.


Proses belajar mengajar berlangsung 4 jam dalam sehari, yaitu pukul 09.00-11.00 dan 17.00-19.00. Tahun 2008, sekolah yang saat itu berada di Jl. Bintoro Raya 13, Semarang ini, berhasil meluluskan 15 orang angkatan pertamanya.

  Yayasan ini jatuh bangun mereka telah lalui namun pertolongan selalu tersedia.  Keterbatasan fisik yang dimiliki oleh Priska sebagai tunanetra, tidak menyurutkan semangatnya untuk menjadi pendidik. Tidak berlebihan usahanya ini mendapatkan dukungan dana dari berbagai pihak dan pribadinya yang tangguh diapresiasi dengan berbagai penghargaan termasuk penerima Kartini Award 2011 yang lalu.




 Nah kemaren dalam rangka merayakan kepahlawanan dan kecantikan wanita Indonesia atau Hero of Women,  Mira Lesmana, Kick Andy Foundation, dan Fimela telah mengabadikan perjalanan hidupmu dalam film pendek berjudul “Lentera Hati Priskila.” Wajib nonton nih gaes...

 

Siapakah dia? 
DIA ADALAH PRISKILLA SMITH JULLY (a.k.a Priska)
si buta yang melihat sudut hati orang yang terbuang
si buta yang menjadi ibu bagi yang terabaikan
si buta yang menjadi rumah bagi yang tersisih
si buta yang menjadi mata Tuhan di dunia

Gaes...aku benar-benar terharu dengan kisah hidupnya tentu tidak mudah waktu demi waktu yang telah berlalu. Banyak pesan yang singgah di kepalaku saat potret kehidupannya terkulik namun terangkum dalam kalimat indah ini.


“Your birth was not a mistake! You were born with a purpose and God has plan for your life!”


Gaes, setiap kita punya perjuangan seizinNya, mari bersemangat kembali, pertolongan dariNya tidak pernah terlambat dan terlalu cepat, Dia sedang merenda hidup dan membentuk pribadi kita melalui tangis dan tawa untuk sebuah hidup yang indah dan cantik. Yang paling utama adalah kita membawa persembahan yang menjadi berkat bagi sesama dan semoga berkenan kepadaNya.

Ganbatte!!!!



(Tulisan yang lebih singkat telah dikirimkan dalam lomba menulis surat Inspirasi Kartini 2018 bertema Citra dan Kharisma Perempuan Disabilitas Indonesia)



Hujan di Sabtu Tamora,
07.04.2018