Tuesday, May 21, 2019

3 "Hachiko" hadiah Tuhan untuk kami

Anjing sejak lama dikenal sebagai sahabat manusia yang paling setia. Ajing kerap dipelihara di rumah atau sebagai penjaga kebun, rumah, kantor, bahkan dilatih sebagai partner polisi untuk menangkap penjahat. Belakangan ini beberapa ras anjing tertentu dipelihara untuk berburu, untuk diadu, dilatih ketangkasan atau dilombakan dalam kontes-kontes. 

 Kontes yang dilakukan oleh komunitas pecinta anjing di seluruh dunia, di luar negeri diadakan lomba selancar di California. Maret lalu, Alaska mengadalaj lomba balap kereta luncur anjing yang ditanggapi kontroversial oleh dunia. Event terakhir di bulan ini, lomba ketangkasan dalam kejuaraan di Distrik Federal Siberia yang dilaksakan di Krasnoyarsk, Rusia.

Indonesia juga sepertinya tidak mau ketinggalan, tercatat juga lomba renang yang diadakan di Surabaya, lomba pacu anjing di Payakumbuk dan pernah juga lomba lari bersama pemiliknya seperti yang diadakan di jakarta, tepatnya di Parkir Timur Senayan dalam event ALPO Dog run.

Begitu juga kontes fashion show pada moment tertentu seperti Valentine, Hallowen, Natal, atau imlek dimana anjing diberi aksesoris yang lucu dan didandan cantik . Selain itu, pernah juga diadakan Dog Dancing Show, Agility Dog Race Competition, Dog Eating Competition


Meski ada banyak kebaikan anjing, kata "anjing" dipakai saat memaki atau melecehkan, seperti istilah asu atau kirik.






klik..klik...selponku berbunyi.
Sebuah kiriman  foto masuk melalui messanger FB. Kiriman yang membuat aku tersenyum. Bagaimana tidak, kulihat foto 6 ekor anak anjing yang lucu-lucu. Anak dari Oped, anjing penjaga rumah kami saat ini. Ini kali ketiga kami memelihara anjing. Katanya sih jenis anjing kampung, namanya blekie, brown, dan Oped.

Sebenarnya aku tidak begitu suka dengan binatang piaraan termasuk anjing.  Suatu kali aku bingung saat mengisi diari yang  harus menuliskan 'binkes alias binatang kesukaan. Aku isi aja dengan merpati. Hehehe

Aku berkenalan dengan anjing  pertama kami, Blekie saat liburan semester. Seekor anjing jantan dengan bulu hitam mengkilat ( cocok jadi model iklan shampo Sunsilk versi binatang wkwkwkwk), kakinya pendek namun bodinya panjang.

Ia langsung saja melompat seperti ingin bersalaman begitu aku buka pintu gerbang. Refleks saja tanganku menepisnya. Benar- benar kaget dengan sambutan yang berbeda. Bapak dan adikku dengan semangat memberi saran-saran praktis agar enjoy bersama dengan blekie. Ya, terbayang waktuku akan banyak bersamanya karena penghuni rumah yang lain akan bekerja dan sekolah. Memasuki hari ketiga bayangan bahagia punya anjing sepertinya memudar.

Blekie, keluar kau!” keluaaaar!
Blekie sigap menyingkir. Sapu lidi dan sapu ijuk menjadi pilihan berbahaya.
“Awas, ya. Jangan sampai dartingku kumat, kupukul kau” ancaman serius membuat nyalinya  jadi keder.
“Andai saja ia tahu, aku hanya bosan dan ingin bermain”, gerutu Blekie (terjemahan bebas ya)

Namun sebuah kisah menjadi momen rekonsiliasi. Hanya berdua saja di rumah kala hujan deras yang kompakan dengan petir dan listrik padam selama beberapa jam. Blekie duduk di dekat kakiku sementara aku sedang meringkuk seperti ular di sofa karena ketakutan. Kudengar suara aneh seakan memberi semangat agar aku tidak takut lagi (atau bisa aja dia mengejek ya hehhehe)

Sayangnya, beberapa hari kemudian aku harus kembali ke perantauan. Blekie mengiring langkahku sampai mendapatkan jurusan angkot menuju terminal. Gonggongannya menjadi salam perpisahan terakhir. Sedih juga tidak sampai libur semesteran berikutnya aku diberitahu kalau Blekie 'diculik' oleh secret admirenya. Kuduga hidupnya sudah berakhir di warung RW atau partner tuak dengan kode B1 😑

Pertemuanku dengan Brown sudah lebih baik. Anjing jantan berbulu coklat tua dengan bodi tinggi dan gagah. Lebih galak dari pada Blekie dan suka mengais tanah dari pot bunga kesayangan mama. Untuk menambah keberanian menghadapinya, sapu tetap menjadi andalanku kala ia nakal. Ia akan terbirit-birit begitu aku memegang sapu ketika suaraku melengking memanggil namanya.

Kisah paling manis ketika ia ngambek setelah gagang sapu nyaris mendarat di tubuhnya.
Brown yang manja masuk ke kolong lemari dan tidak bergeming meski sudah kugoda dengan berbagai cara termasuk meletakkan makanan di piringnya. Brown ini tidak pernah kehilangan selera makanan.

"Brown...brown, mana brown kak" tanya adikku sepulang sekolah.
"Ga tahu", jawabku singkat.
"Dia dipukul ya? Hmmmm," tebak adikku.

Dia terus memanggil nama Brown sambil mengganti pakaian sekolahnya. Keluar dari kamar dia berjongkok di depan lemari besar di ruang tengah.
"Sini, sini, ayo sini Brown", bujuknya sambil mengulurkan tangannya ke kolong lemari.
Setelah beberapa detik, tampaklah muncung Brown dengan suara-suara aneh, sepertinya dia mengadu semua kelakuanku terhadapnya hari ini.

Lumayan lama keduanya curhat, lalu menuju meja makan, adikku di kursi meja makan sementara Brown melahap makanan yang telah kusediakan tadi di lantai. Sesekali keduanya saling adu tatap. Aku perhatikan tingkah keduanya. Lucu hahhaaha.

Brown, seperti anjing lainnya suka bermain. Suatu kali setelah tugas beresin rumah dan masak selesai aku tidur. Aku mendengar deru nafas yang cepat, kuliriklah Brown yang terlentang indah di ranjang. Kemudian ia menarik selimutku dari berbagai arah karena tidak juga aku bangun. Sayangnya, Brown juga tidak lama menjadi penghuni rumah. Hmm.. aku udah lupa kenapa ya si Brown itu ga di rumah lagi.

Oped, anjing berbulu coklat dengan hidung merah yang juga manja menjadi penghuni tambahan sejak 2017. Suara gonggongan yang nyaring dan perilaku manisnya sangat membantu sebagai terapi kesembuhan almarhum mama. Oped suka bercanda, setiap kali duduk di teras ia bakalan cari perhatian supaya diajak bermain. Kebaikannya juga terihat ketia ia murung dan tidak semangat  selama beberapa hari setelah kepergian mama untuk selamanya.

Bulan lalu, Oped melahirkan ke-enam anaknya, 2 jantan dan 4 betina. Si jantan berhidung hitam sementara yang betina berhidung pinky persis seperti Oped, induknya.

Ketiga induk anjing kami ini memang tidak pernah mengikuti kontes ataupun dilatih ketangkasan khusus. Mereka hanya dilatih hal-hal yang sederhana saja, seperti duduk atau berdiri memberi salam ketika kedatangan tamu atau makan di piring sendiri, membawa barang dan juga beberapa instruksi seperti No atau sit down. Kehadiran ketiganya menambah meriah suasana rumah. 



Not every person knows how to love a dog, but every dog knows how to love a person (unknown)

No comments:

Post a Comment